Jessica Berbicara
Petik Cuan dari Krisis Dana Pensiun
Bulan Oktober lalu, kita melihat adanya krisis dana pensiun di Inggris yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga yang akhirnya mempengaruhi harga obligasi yang dipegang oleh para pengelola dana pensiun di Inggris. Padahal, para pengelola fund ini akan harus terus memberikan distribusi cash secara rutin kan untuk para pensiunan disana. Harga obligasi yang turun, ditambah juga dengan sentimen negatif dari rencana APBN Inggris yang tidak diterima baik oleh pasar, mengakibatkan permintaan obligasi Inggris terus turun. Semakin memperburuk situasi, banyak pula diantara para pengelola dana pensiun ini yang melakukan leveraging pada obligasi yang mereka pegang untuk membeli lebih banyak obligasi lainnya. Akibatnya, ketika harga obligasi yang mereka pegang mengalami penurunan, risiko kerugian yang mereka alami jauh lebih besar lagi.
Pengelola dana pensiun terancam tidak bisa memenuhi kewajiban tunai yang mereka harus bayarkan kepada para pensiunan, yang akhirnya mau tidak mau harus menjual obligasi mereka pada harga yang lebih bawah lagi.
Krisis ini akhirnya ditangani oleh pemerintah dengan intervensi dari Bank Sentral Inggris yang akhirnya menyanggupi untuk membeli surat utang agar para pengelola dana pensiun di Inggris bisa memenuhi kewajiban pembayaran mereka.
Hal ini sangat mungkin kita lihat juga nanti di belahan dunia lainnya yaitu Amerika Serikat apabila Bank Sentral Amerika terus bersikukuh untuk menaikkan suku bunga mereka secara agresif. Dari apa yang kita dengar Fed akan lakukan, mereka berencana untuk menahan suku bunga tinggi ini sampai inflasi di Amerika Serikat teratasi. Suku bunga tinggi ini dapat pula mengakibatkan risiko yang cukup besar dan kerentanan bagi para pensiunan di Amerika Serikat.
Jika kita lihat, ETF fixed income atau obligasi di Amerika Serikat selama setahun terakhir ini mengalami penurunan performa yang cukup lumayan. Banyak sekali para pensiunan yang menaruh dana pensiun mereka di ETF obligasi seperti ini. Banyak juga yang dana pensiunnya dikelola oleh fund managers. Pasar modal di Amerika Serikat pun sekarang juga mulai banyak yang menyuarakan kekhawatirannya apabila suku bunga terus-menerus berada di level yang tinggi seperti sekarang.
Berada dalam kondisi penurunan suku bunga yang konstan selama beberapa tahun terakhir, pengelola dana pensiun publik di Amerika Serikat akhirnya mengambil risiko yang lebih tinggi untuk menghasilkan return yang lebih besar. Mereka mulai menempatkan investasi mereka pada kelas aset yang lebih berisiko seperti: saham, baik di saham publik maupun investasi private market. Yang lebih mengejutkan lagi, hanya 22% dari aset pension funds tingkat negara bagian dan pemerintah lokal yang ditempatkan pada aset pendapatan tetap.
Dengan volatilitas pasar saham yang relatif lebih tinggi, dana pensiun pemerintah lokal dan negara bagian ini diperkirakan hanya memiliki aset yang cukup untuk membayar 50% dari kewajibannya. Yang mana artinya apabila seluruh pension funds ini mencairkan investasi mereka, pengelolanya hanya sanggup untuk membayar setengah dari kewajibannya. Mencengangkan bukan?
Memang secara struktur, dana pensiun di Amerika Serikat lebih tidak terekspos pada kenaikan suku bunga yang tajam dan tiba-tiba. Namun mereka sangat tergantung pada performa daripada investasi di aset berisiko mereka. Jika suku bunga tetap tinggi, maka sangat mungkin bahwa investasi private markets mereka akan lebih sulit untuk bisa memberikan return yang maksimal dan pendapatan dari perusahaan publik akan menurun, yang mana artinya harga sahamnya pun diperkirakan akan turun.
Akibat dari risiko yang cukup berbahaya inilah para bond traders di Amerika Serikat mulai memperkirakan bahwa tahun 2023 merupakan tahun dimana Bank Sentral Amerika Serikat akan mulai melunak dan mulai memperlambat kenaikan suku bunga, bahkan berpotensi besar untuk menurunkannya. Tidak menutup juga kemungkinan mereka akan melakukan quantitative easing jika diperlukan, seperti Bank Sentral Inggris yang melakukan emergency bond buying untuk menyelamatkan dana pensiun di Inggris.
Implikasinya adalah, jika opini ini benar, maka next year will be a bonds year! Untuk kita semua investor reksa dana, maka ini adalah berita baik untuk investor reksa dana obligasi. Nah, yang akan mengalami kenaikan yang lebih favorable adalah reksa dana dengan basis obligasi pemerintah karena lebih sensitif terhadap perubahan kenaikan dan penurunan suku bunga.
Beberapa opsi reksa dana yang bisa kita mulai cicil dari sekarang jika kita percaya bahwa tahun depan merupakan tahun dimana Bank Sentral Amerika Serikat akan mulai penurunan suku bunga adalah Sucor Bond Fund, Sucor Premium Fund, Sucor Syariah Sukuk Fund dan KISI Fixed Income Fund. Performa reksa dana dengan portfolio mayoritas obligasi pemerintah memang tidak terlalu menggembirakan di setahun terakhir ini, namun jika tahun depan merupakan tahun obligasi, maka saat ini merupakan saat yang paling tepat untuk membeli reksa dana obligasi!
Happy investing, OKB!
Siapin Dana Pensiun di SayaKaya
Disclaimer: seluruh artikel ini merupakan opini pribadi. Keputusan investasi dan hasil dari setiap keputusan investasi merupakan risiko dan tanggung jawab masing-masing investor.
Lihat Blog Lainnya
Mau Sampai Kapan Ngarepin Gaji?
Sebagai sesama pekerja, Yamin ngerti banget bahwa terkadang pertumbuhan pendapatan kita tuh nggak sesuai sama apa yang kita harapkan. Boro-boro sesuai dengan ekspektasi, terkadang sama kebutuhan saja bisa ngepas banget.
Baca SelengkapnyaTelur-Telur yang Pecah di Dalam Satu Keranjang
“Portofolio gue cuan 200% dalam 3 bulan!”
Baca Selengkapnya