Mau Sampai Kapan Ngarepin Gaji?
Sebagai sesama pekerja, Yamin ngerti banget bahwa terkadang pertumbuhan pendapatan kita tuh nggak sesuai sama apa yang kita harapkan. Boro-boro sesuai dengan ekspektasi, terkadang sama kebutuhan saja bisa ngepas banget.
Memang kalau kita rata-ratakan, sepertinya selama beberapa tahun terakhir ini pertumbuhan gaji beberapa sektor tidak tumbuh secepat kenaikan harga barang dan jasa.
Kalau kita lihat, mungkin pertumbuhan salary paling tinggi terjadi di kalangan pekerja yang bergerak di bidang teknologi. Namun bahkan di bidang tersebut pun belakangan juga sering kita dengar terjadi efisiensi, hiring freeze, bahkan layoff di beberapa perusahaan. Jadi sebagai pekerja yah memang kebanyakan dari kita sulit untuk mendapatkan kenaikan gaji yang tinggi secara terus-menerus.
Karena itu, sangat sulit untuk kita mencapai tujuan-tujuan keuangan yang ada di dalam hidup kita tanpa berusaha untuk mengembangkan aset yang kita miliki. Cuma mengharapkan kenaikan gaji dan menabung saja udah nggak bisa deh kayaknya, membantu kamu mencapai sebagian besar life goals kamu.
Mari kita lihat contoh ekstrim 5 orang berikut. Setiap dari mereka memiliki 25 juta Rupiah untuk diinvestasikan setiap tahunnya di IHSG.
Ending Wealth
(2001–2021)
Ana si Perfect Timing
Rp2.809.251.189
Dina si Buru-buru
Rp2.466.775.036
Sari si Suka Nyicil
Rp2.270.356.474
Peter si FOMO
Rp1.829.323.970
Larry si Nggak Suka Investasi
Rp525.000.000
Ana si Perfect Timing, dia investasikan dananya dengan gaya perfect timing. Selalu nambah posisi ketika marketnya lagi di titik terdalam setiap tahunnya.
Dina si Buru-buru, dia investasikan dananya setiap awal tahun tanpa ngeliat lagi waktunya, soalnya begitu dapet uangnya di awal tahun langsung deh dibeliin reksa dananya.
Sari si Suka Nyicil, dia bagi tuh uangnya, setiap bulan dicicil sekitar Rp 2 juta setiap hari awal bulan.
Peter si FOMO, dia investasinya suka FOMO. Jadinya selalu kebagian beli di harga pucuk tiap tahunnya.
Sedangkan Larry si Nggak Suka Investasi, dia sama sekali anggurin uangnya. Cuma ditaro aja di dalem lemarinya.
Nah, ternyata setelah kita lihat hasilnya, bahkan Peter si FOMO yang selalu beli di pucuk aja tuh masih jauh lebih baik performa investasinya dibanding Larry yang nganggurin aja duitnya. Bahkan, Sari yang nyicil aja tuh performanya sebenernya nggak terlalu jauh dibandingkan Ana yang jago nebak titik terendah market.
Jadi, apa konklusinya?
Pertama, hal yang paling penting adalah untuk keep investing dan stay invested. Selama outlook pertumbuhan negara masih baik dalam jangka panjang, pasar modal seharusnya masih akan bergerak naik.
Kedua, perbedaan antara market timing dan dollar cost averaging dalam jangka waktu panjang tidak terlalu terlihat. Jadi kamu sebenernya tuh nggak perlu jadi dukun supaya bisa mendapatkan return investasi yang baik.
Ketiga, tidak berinvestasi sama sekali akan sangat mempengaruhi pertumbuhan aset kamu kedepannya. Bahkan performa investasi Peter si FOMO aja masih jauh berkali-kali lipat diatas Larry si ogah investasi.
Jadi, mulailah perjalanan investasi kamu hari ini. Hal-hal kecil yang kamu lakukan hari ini, akan sangat merubah jalan perjalanan kamu di masa mendatang. Tentu saja kamu bisa mulai dengan download app Sayakaya di Play Store dan App Store dimana kamu bisa beli reksa dana indeks dan saham yang performanya nggak kaleng-kaleng lagi.
Happy investing and stay invested!
Lihat Blog Lainnya
Telur-Telur yang Pecah di Dalam Satu Keranjang
“Portofolio gue cuan 200% dalam 3 bulan!”
Baca SelengkapnyaMenjadi Investor yang Lebih Lincah
Selamat datang di tahun macan air! Apakah kamu tahu, rata-rata berat seekor macan mencapai hampir 230 kilogram. Namun, macan adalah binatang yang cukup lincah. Kecepatan puncak seekor macan bisa mencapai 65 kilometer per jam.
Baca Selengkapnya