Suku Bunga Indonesia Naik 25 bps - Market Outlook 24 Oktober 2023

24 Oktober 2023 Ditulis oleh Yamin SayaKaya
Featured

Halo Teman Yamin, pada kesempatan kali ini team SayaKaya telah merangkum dan memilah beberapa berita yang bisa bermanfaat dalam membuat keputusan investasi kamu agar lebih optimal. Mari kita ulas berita di bawah ini:


1. BI: Suku Bunga Acuan Menjadi 6%

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) 18-19 Oktober 2023, pihak BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan. Nilai dari BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) meningkat sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6%, suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5.25%, dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6.75%.


Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan, kenaikan dari BI7DRR dilakukan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak meningkatnya ketidakpastian global, serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking dalam memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor (imported inflation).


Dengan kebijakan tersebut, inflasi ditargetkan tetap terkendali dalam sasaran 3% plus minus 1% pada 2023 dan 2.5% plus minus 1% pada 2024. Inflasi saat ini sebesar 2.28%.


2. Realisasi Investasi Sudah di Atas 70%!

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menginformasikan, realisasi investasi dari Januari sampai September 2023 mencapai Rp1.053,1 triliun. Realisasi investasi ini sudah 75.2% dari target tahun 2023 yang sebesar Rp1.400 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022, maka terjadi pertumbuhan sebesar 18%.


Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp559,55 triliun atau tumbuh sebesar 16.7% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp493,54 triliun atau tumbuh sebanyak 19.5% dari periode yang sama tahun 2022.


3. Lima (5) Hal yang Pengaruhi Perekonomian Global

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menerangkan lima hal yang akan memengaruhi dinamika perekonomian global yang terjadi saat ini. Pertama yaitu dari sisi pertumbuhan ekonomi global yang dapat melambat, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 2.9% tahun 2023 dan di tahun 2024 sebesar 2.8%.


Kedua, tensi ketegangan geopolitik yang meningkat, sehingga menyebabkan kenaikan harga minyak dan harga pangan. Ketiga, naiknya suku bunga acuan di negara-negara maju khususnya Amerika Serikat yang diperkirakan akan naik pada akhir tahun 2023.


Keempat yaitu kenaikan suku bunga global tidak hanya di jangka pendek namun juga pada surat utang jangka panjang. Kelima, aliran modal asing akan kembali ke negara-negara maju dari yang sebelumnya ada di negara berkembang, sehingga menyebabkan pelemahan mata uang pada negara-negara berkembang.


4. Rupiah Belum Mampu Bangkit

Pada perdagangan yang berakhir Jumat (20/10), mata uang Garuda ditutup pada level Rp15.870/US$ atau melemah sebesar 0.38% secara harian. Kemudian secara mingguan, rupiah juga masih terdepresiasi sebesar 1.21%.


Pelemahan rupiah sejalan dengan aktivitas investor luar negeri sepanjang minggu lalu. Dari data BI terkait transaksi pada 16 - 19 Oktober 2023, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat melakukan posisi jual dengan neto sebesar Rp5,36 triliun.


Adapun, selama tahun 2023, transaksi asing masih tercatat di posisi beli neto Rp51,45 triliun di pasar SBN, namun tercatat jual neto Rp7,26 triliun di pasar saham. Kemudian untuk SRBI yang baru dirilis bulan lalu, asing tercatat beli neto Rp11,06 triliun.


5. IHSG “Rapuh”

Aksi jual saham oleh investor asing mewarnai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan lalu dan membuat IHSG ditutup merosot 1.12% selama periode 16-20 Oktober 2023.


Pada akhir perdagangan Jumat (20/10) lalu, IHSG ditutup pada posisi 6.869,17. Terdapat tiga (3) sektor yang mengalami penguatan, diantaranya dari sektor infrastruktur yang melesat sebesar 13.49%, sektor kesehatan menguat 2.91% dan sektor energi menanjak sebesar 0.43% dalam sepekan di tengah penurunan IHSG.


Pelemahan Rupiah dan IHSG terjadi karena adanya faktor kekhawatiran pasar terhadap ketegangan geopolitik dan konflik antara Israel-Palestine, serta kebijakan The Fed yang berencana menaikan tingkat suku bunganya kembali pada akhir 2023 dalam menekan inflasinya sebesar 2% (Inflasi US saat ini: 3.7%).


Walaupun ketidakpastian kondisi ekonomi secara global saat ini terjadi dan berdampak pada volatilitas pergerakan pasar saham serta obligasi, namun Indonesia masih memiliki kekuatan fundamental yang cukup baik.


Dengan adanya tingkat inflasi yang masih terjaga (Inflasi saat ini: 2.28%), kebijakan naiknya suku bunga BI yang bertujuan untuk menjaga stabilitas rupiah, dan proses dari realisasi investasi yang tinggi, membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara jangka panjang masih berpotensi baik.


Justru hal tersebut merupakan kesempatan kita untuk ikut mendukung dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Salah satunya dengan cara berinvestasi.


Mulai investasi dari sekarang untuk mencapai tujuan finansial mu di masa depan. Namun sebelum berinvestasi, ada baiknya tentukan dan miliki tujuan finansialnya terlebih dahulu serta sesuaikan dengan profil risiko investasimu.


Berikut akan ditampilkan beberapa produk reksa dana yang ada di aplikasi SayaKaya dan bisa juga jadi pertimbangan kamu dalam berinvestasi. Disclaimer on ya!


PERFORMA 3 REKSA DANA TERBAIK SAYAKAYA (1 MINGGU)


Top 3 Blogpost.png


Sum­ber data: pasardana.id


Data terse­but meru­pakan infor­masi pen­dukung secara sta­tis­tik men­ge­nai per­for­ma ter­baik dari jenis rek­sa dana pasar uang, rek­sa dana pen­da­p­atan tetap, dan rek­sa dana saham dalam sem­i­ng­gu terakhir.


Dis­claimer: Beri­ta di atas meru­pakan infor­masi terkait ekono­mi dan bukan ajakan atau suruhan dalam membeli/menjual pro­duk inves­tasi ter­ten­tu. Kepu­tu­san beli/jual ter­hadap instru­men inves­tasi sepenuh­nya dipegang oleh investor itu sendiri.


Lihat Blog Lainnya

thumbnail
Gaya Hidup 23 Oktober 2023

Yuk, Hidup Lebih Sederhana dengan Gaya Hidup Minimalis!

Halo teman Yamin! Pernah merasa kepala pusing dengan banyaknya barang di rumah? Atau merasa bahwa banyak barang yang dimiliki sebenarnya tidak kita butuhkan?

Baca Selengkapnya
thumbnail
Gaya Hidup 20 Oktober 2023

Mengisi Waktu Luang dengan Hobi yang Jadi Cuan

Halo teman Yamin! Dalam kesibukan sehari-hari, terkadang kita membutuhkan sesuatu yang bisa menjadi “pelarian” sejenak dari rutinitas. Ada yang memilih untuk bersantai, namun banyak juga yang memanfaatkan waktu luang untuk melakukan hobi dan minat pribadi.

Baca Selengkapnya
thumbnail
Market Update 19 Oktober 2023

Meresahkan: Perkembangan Judi Online di Indonesia

Halo teman Yamin! Pada merasakan gak sih kalo beberapa waktu ini judi online telah menjadi topik yang kontroversial dan menarik perhatian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Aplikasi SayaKaya:
Mudah, Cepat, dan Terkurasi!

Semua orang kini bisa berinvestasi Reksa Dana dengan mudah hanya lewat satu aplikasi saja. Download sekarang!

HFM - Unverified - Shadow HFM - Verified - Shadow HFM - Unverified HFM - Verified stars
Sayakaya Logo Copyright ©2024 Landing Page
Download Aplikasi
PT SAYAKAYA LAHIR BATIN
location Sahid Sudirman Centre lt 12
Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 13-15, Jakarta 10220
phone +6212527989
email hi@sayakaya.id
SayaKaya adalah aplikasi investasi reksa dana yang berlaku sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dengan produk reksa dana dan manajer investasi pilihan yang telah terkurasi. Dikelola dan dikembangkan oleh PT Sayakaya Lahir Batin yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan nomor registrasi KEP-17/PM.21/2021.

Investasi reksa dana mengandung risiko. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.