Weekly Newsletter 10 Juni 2025: Bulan Mei Deflasi, IHSG Mulai Balik Arah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali bulan Juni dengan kembali mencatatkan kinerja negatif pada periode 28 Mei - 5 Juni 2025 dan ditutup dilevel 7.113 (-0,86%). IHSG bahkan sempat berada di bawah level 7.000 pada 3 Juni, tepatnya di 6.994 sebagai level terendah bulan Juni ini dan berhasil rebound kembali ke atas 7.100.

IHSG mulai mengalami pembalikan arah setelah mencapai level tertingginya di 7.240 pada 26 Mei. Hal ini terlihat dari kinerja negatif selama dua minggu beruntun dan pergerakan yang mulai tertahan dilevel 7.000-7.200, berbeda dengan pergerakan sebelumnya yang terus mengalami kenaikan setiap minggunya.

Yield obligasi Indonesia 10 tahun dalam seminggu terus menguat dengan berhasil menembus level di bawah 6,8% dan ditutup pada level 6,751% dari minggu sebelumnya dilevel 6,830%. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami fluktuasi dengan terjadi pelemahan hingga level Rp16.300, tetapi pada akhirnya berhasil ditutup menguat tipis dilevel Rp16.270 (-0,09%).

Berita Ekonomi Sepekan

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Indonesia bulan Mei 2025 sebesar 1,60% secara tahunan (Year-on-Year/YoY). Sedangkan secara bulanan (Month-to-Month/MtM) Indonesia kembali mengalami deflasi sebesar -0,37% sejak terakhir terjadi deflasi secara bulanan pada bulan Januari dan Februari 2025. Hal ini membuat Indonesia telah mengalami deflasi secara bulanan sebanyak tiga bulan (Januari, Februari, dan Mei) dari lima bulan berjalan sejak awal tahun 2025.

Inflasi tahunan (year-on-year) ; Sumber: TradingEconomics

Sebelumnya inflasi secara bulanan pada bulan Maret mencatatkan lonjakan yang cukup signifikan hingga 1,65%, yaitu pada saat bulan Puasa, menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Sedangkan pada bulan April saat Hari Raya Idul Fitri dan libur panjang, inflasi bulanan mulai menurun hingga 1,17%. Dan terbaru, untuk inflasi bulan Mei akhirnya kembali mencatatkan deflasi. Sedangkan inflasi tahun berjalan (Year-to-Date/YtD) kembali menurun menjadi 1,19% setelah bulan April sebelumnya tercatat sebesar 1,56%.

Inflasi bulanan (month-to-month) ; Sumber: TradingEconomics

Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia masih melanjutkan tren negatif pada bulan Mei dengan berada dilevel kontraksi (di bawah level 50), yaitu pada level 47,40 dan membuat PMI Manufaktur telah terkontraksi dua bulan beruntun. Pada tahun 2025, PMI Manufaktur mencatatkan level ekspansi sebanyak tiga bulan (Januari, Februari, dan Maret), sedangkan level kontraksi sebanyak dua bulan (April dan Mei).

Sumber: TradingEconomics

Walaupun masih dilevel kontraksi, bulan Mei ini terjadi kenaikan dibandingkan bulan April sebelumnya yang berada dilevel 46,70. Diharapkan pada bulan mendatang PMI Manufaktur bisa kembali mencatatkan level ekspansi (di atas 50) karena aktivitas manufaktur yang meningkat, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Reksa Dana Pilihan Minggu Ini Reksa dana pendapatan tetap menjadi pilihan minggu ini karena sedang berlangsung Promo Top Spender dari KISI Asset Management yang memberikan bonus reksa dana bervariasi sesuai tingkatan pemenangnya. Tertinggi, pemenang bisa mendapatkan bonus reksa dana sebesar Rp10 juta. Informasi lengkap mengenai promo tersebut bisa dilihat pada: https://sayakaya.id/blog/promo/promo-top-spender-bulan-mei di mana promo hanya berlaku bagi reksa dana selain pasar uang.

Saat ini yang bisa dibeli ada reksa dana pendapatan tetap (KISI Fixed Income Fund Plus dan KISI Fixed Income Fund), reksa dana campuran (KISI Balanced Fund), dan reksa dana saham (KISI Equity Fund). KISI Fixed Income Fund Plus menjadi reksa dana pendapatan tetap konvensional dengan return tertinggi di SayaKaya yang meningkat +8,22% setahun terakhir.

Beberapa pilihan reksa dana pendapatan tetap yaitu KISI Fixed Income Fund Plus dan KISI Fixed Income Fund. Sedangkan reksa dana pendapatan tetap di luar promo ada Sucorinvest Sharia Sukuk Fund dengan return +6,62% setahun terakhir.

*NAB per 5 Juni 2025

Yuk investasi reksa dana di SayaKaya!

Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa yang akan datang. Investasi reksa dana mengandung risiko. Calon pemodal/pemodal wajib membaca dan memahami prospektus dan informasi ringkas produk investasi (Fund Fact Sheet) sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan, serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.