Sekte Gowes

11 Mei 2021 Ditulis oleh Jessica Wijaya
Featured

Akhirnya saya bergabung ke sek­te yang lagi kekin­ian banget, sek­te gowes.


Sete­lah bergu­lat den­gan ego dan mau setia pada jalur olahra­ga kick­box­ing dan yoga, akhirnya saya meny­er­ah. Beri­ta mutasi virus Covid telah men­gakhiri hara­pan saya untuk segera balik ke gym kick­box­ing favorit saya.


Sebe­narnya soal gym favorit, kurang tepat kalau dise­but demikian. Lebih tepat kalau dibi­lang ini satu-sat­un­ya gym yang yang masih mau ter­i­ma saya. Kare­na biasanya saya start nge-gym malam sekali sete­lah semua uru­san peker­jaan beres, jadi hanya gym yang baru buka dan per­lu mem­ber yang masih mau mener­i­ma saya. Biasanya kalau gym sudah men­ja­di lebih suk­ses dan mem­ber mem­ban­jir, mere­ka akan mulai meno­lak per­pan­jan­gan keang­gotaan saya. Den­gan berba­gai alasan, dari yang ele­gan sam­pai yang semi terang-terangan.


Kare­na alter­natif kick­box­ing di gym belum bisa dim­u­lai, saya merasakan per­lun­ya alter­natif kar­dio. Sete­lah bertanya kesana-kemari, akhirnya saya sep­a­kat untuk bergabung den­gan sek­te gowes.


Pada­hal dulu suka bilang gowes ter­lalu main­stream buat saya, what­ev­er that means. Mungkin alasan sesung­guh­nya ada keeng­ganan mem­u­lai sesu­atu seba­gai pem­u­la lagi. Terny­a­ta saya harus bergabung sek­te gowes ini malah sete­lah men­ja­di makin main­stream, kalau mau mem­in­jam bahasa yang sama.


Yang mem­bu­at saya memu­tuskan untuk bergabung sek­te gowes adalah hadirnya pil­i­han indoor dan out­door nya. Den­gan mem­bu­at sepe­da men­ja­di sta­tionery dan soft­ware, mesin plus app yang mam­pu men­sim­u­lasikan out­door expe­ri­ence.


Kena­pa saya memakai isti­lah sekte?


Kare­na kemarin wak­tu mam­pir ke toko sepe­da ref­er­en­si seo­rang saha­bat, saya meli­hat beta­pa gowes mem­pun­yai idol­anya sendiri. Dan yang lebih menge­sankan adalah saya lang­sung dis­am­but seba­gai bagian dari kelu­ar­ga besar gowes. Sudah enlight­ened, kurang lebih begitu.


Gowes memang istime­wa. Gowes “moves peo­ple”, dalam arti psikol­o­gis spir­i­tu­al maupun dalam arti sesung­guh­nya. Juga lumayan inklusif kare­na ada banyak range pil­i­han dan tidak meman­dang tingkat sosial. Gowes-er tidak peduli sta­tus sosial dan umur kalau sudah ngo­b­rol soal pen­gala­man gowes ...ngo­b­rol di mana aja di warung atau di cafe mod­el apa aja.


Juga pada saat gowes, it is real­ly me time…bersama tapi pada saat yang sama bisa menikmati kesendirian.


Gowes-er memi­li­ki kebe­basan memil­ih tujuan mere­ka mas­ing-mas­ing, entah gowes pele­sir yang mengek­splo­rasi berba­gai des­ti­nasi gowes, menge­jar per­son­al record jarak seper­ti Grand Fon­do 100km, atau iku­tan grup Pele­ton untuk men­ja­di lebih kom­peti­tif men­ca­pai kecepatan dan sprint sesama-nya. Atau bahkan menge­jar itu semua secara vir­tu­al di rumah den­gan berba­gi pen­ca­pa­ian di aplikasi vir­tu­al ride sepert Zwift tan­pa harus kehi­lan­gan suasana kebersamaannya.


Toko sepe­da itu begi­tu sibuk melayani pem­be­li. Sam­pai-sam­pai atten­tion span staf toko begi­tu pen­dek. Bukan kare­na mere­ka tidak peduli, tapi jelas-jelas kare­na keku­ran­gan staf. Sam­pai pin­tu besi toko ditut­up sekalipun, pelang­gan toko masih menyeli­nap masuk dan pura-pura tidak tahu kalau pin­tu tadinya sudah ditutup.


Per­lu usa­ha ekstra bagi saya untuk berko­mu­nikasi den­gan staf pen­jual, yang sedang melayani beber­a­pa pelang­gan sekali­gus. Namanya juga dagan­gan sedang laku keras, saya harus maklum.


Sete­lah melalui satu pros­es per­juan­gan, akhirnya saya berhasil mem­for­mu­lasikan paket sepe­da yang tepat. Mungkin kare­na lev­el pem­u­la, jadi per­tanyaan saya ser­ing diang­gap ter­lalu basic dan staf toko ter­her­an-her­an den­gan per­tanyaan saya, mis­al­nya apakah celana buat bersepe­da per­lu dicu­ci seti­ap sele­sai dipakai. Tidak mungkin bisa jus­ti­fikasi secara komer­sial untuk mem­inta satu staf melayani saya secara khusus.


Singkat ceri­ta, “paket” saya yang telah sele­sai diru­muskan akhirnya dis­er­ahkan ke kasir. Tapi sayangnya sudah ter­lan­jur jam tut­up toko. Jadi pihak toko ber­jan­ji bah­wa keesokan mere­ka akan kon­tak. Tidak lupa mere­ka menyam­but bergabungnya saya ke Sek­te Gowes.


Besok paginya kok hati berde­bar-debar, menan­ti di kon­tak sales rep toko sepe­da. Tapi sam­pai pagi bergan­ti siang, tele­pon yang dinan­ti tak kun­jung tiba. Ya sudah, saya yang tele­pon. Namanya juga anggota baru di sekte.


Yang rada ajaib, toko sepe­da seo­lah harus men­gu­lan­gi pros­es pem­be­lian dari awal. Ditanya soal war­na sepe­da, mis­al­nya. Dan apa saja aksesoris yang saya sudah setu­ju untuk beli. Nego har­ga harus mulai lagi dari titik nol. Ten­tu saja saya merasa agak frustasi.


Mau marah, tapi buat apa dan sama sia­pa. Mendin­gan awali komit­men baru untuk hidup lebih sehat den­gan baha­gia. Akhirnya bos pemi­lik toko turun tan­gan lang­sung dan semua masalah sele­sai. Hap­py end­ing, dalam kon­teks yang benar.


Asosi­asi Pen­gusa­ha Sepe­da Indone­sia (Apsin­do) mem­perki­rakan per­mintaan pasar sepe­da di Indone­sia men­ca­pai 8 juta di tahun 2020. Ini fenom­e­na pal­ing dah­sy­at di dunia persepedaan dalam 25 tahun ter­akhir. Sehing­ga beber­a­pa pabrik sepe­da sudah bereak­si den­gan meningkatkan pro­duk­si sam­pai 200% dari kap­a­sitas nor­mal, untuk mere­spon dah­sy­at­nya permintaan.


Dalam hal yang sena­da, di tahun 2013, di ten­gah-ten­gah boom­ing pasar prop­er­ti, saya per­nah mem­pela­jari pasar prop­er­ti di Semarang, Jawa Ten­gah. Wak­tu itu dalam kap­a­sitas saya seba­gai bro­ker saham atau equi­ty sales.


Di tahun itu, pasar prop­er­ti sedang boom­ing secara masif. Sedang ada sek­te prop­er­ti. Kebe­tu­lan ada proyek kon­do­mini­um yang sedang dilun­curkan di Semarang. Saya dekati tena­ga pen­jual­nya nya, cowok yang baru lulus kuli­ah. Nanya-nanya kon­disi pasar. Mungkin kare­na saya ter­lalu banyak nanya, si tena­ga pen­jual ini mulai kehi­lan­gan kesabaran.


Wak­tu saya tanya bera­pa har­ga per meter perse­gi, den­gan kesal ia jawab “tidak ada yang nanya per­tanyaan seru­mit itu, sama sekali tidak pent­ing per­tanyaan­nya, kalau mau beli lang­sung saja”. Pada­hal itu per­tanyaan mudah.Dan menghi­tungnya pun mudah. Har­ga prop­er­ti diba­gi luas aparte­men. Tapi itu pun diang­gap per­tanyaan rumit, di jaman jual prop­er­ti begi­tu mudah. Beli prop­er­ti tan­pa per­lu tahu har­ga per meter perse­gi itu sama den­gan beli saham bank tan­pa tahu Price to Book-nya. Mungkin mirip-mirip kon­sep saham bank dig­i­tal di jaman now.


Pela­jaran yang bisa dipetik, join sesu­atu sete­lah men­ja­di tren besar itu sulit. Kare­na pesaingnya begi­tu banyak.


Dalam hal kick­box­ing, saya harus cari gym baru begi­tu gym lama mulai banyak peminat.


Dalam hal gowes, saya harus puas den­gan pelayanan toko yang tidak opti­mum, kare­na ledakan jum­lah pem­i­nat gowes.


Dalam hal prop­er­ti, kita harus puas den­gan “pelayanan” seadanya di kala sedang ada sek­te properti.


Tren tidak selalu men­ja­di teman kita. Dan oleh kare­na itu, men­ja­di tidak tipikal itu ser­ing ada untungnya. Kebe­tu­lan saya sem­pat menulis soal men­ja­di tidak tipikal ini di blog sebelumnya.


Bicara inves­tasi, isti­lah the “bub­ble of every­thing” yang sedang kita ala­mi saat ini tidak sepenuh­nya benar. Sek­tor prop­er­ti Indone­sia, mis­al­nya, masih cen­derung belum banyak berg­er­ak. Men­ja­di anom­ali di ten­gah boom­ing prop­er­ti di banyak bela­han dunia. Juga tam­bang emas dan per­ak, masih jauh dari men­ja­di sek­te di kala kebi­jakan mon­eter dan fiskal di banyak negara maju begi­tu agresifnya.


Mungkin saya per­lu ingat quote berikut dari The Matrix.


Trin­i­ty: Neo, no one has ever done any­thing like this.


Neo: I know, that’s why it’s going to work.


Lihat Blog Lainnya

thumbnail
CEO Insight 28 April 2021

Womansipasi

Masih dalam seman­gat hari Kar­ti­ni di bulan April, kita mem­peringati kisah pahlawan perem­puan yang mem­per­juangkan kema­juan gen­dernya, R.A. Kar­ti­ni. Seti­ap berbicara men­ge­nai hal ini, saya bisa san­gat pas­sion­ate, kare­na ger­akan female empow­er­ment san­gat pent­ing untuk mema­jukan kual­i­tas hidup para perem­puan dan pada akhirnya berdampak pada gen­erasi penerus yang dibesarkan oleh perempuan.

Baca Selengkapnya
thumbnail
CEO Insight 24 April 2021

Soal Menjadi Tidak Tipikal

Di satu sore, saya ngo­b­rol dan sal­ing bertukar piki­ran den­gan Shifra Lush­ka, penulis buku best sell­er BTS, Today We Fight. Shifra adalah seo­rang penulis mile­nial yang aktif di bidang sosial. Seo­rang pen­gagum George Orwell plus ten­tun­ya BTS.

Baca Selengkapnya

Aplikasi SayaKaya:
Mudah, Cepat, dan Terkurasi!

Semua orang kini bisa berinvestasi Reksa Dana dengan mudah hanya lewat satu aplikasi saja. Download sekarang!

HFM - Unverified - Shadow HFM - Verified - Shadow HFM - Unverified HFM - Verified stars
Sayakaya Logo Copyright ©2024 Landing Page
Download Aplikasi
PT SAYAKAYA LAHIR BATIN
location Sahid Sudirman Centre lt 12
Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 13-15, Jakarta 10220
phone +6212527989
email hi@sayakaya.id
SayaKaya adalah aplikasi investasi reksa dana yang berlaku sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dengan produk reksa dana dan manajer investasi pilihan yang telah terkurasi. Dikelola dan dikembangkan oleh PT Sayakaya Lahir Batin yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan nomor registrasi KEP-17/PM.21/2021.

Investasi reksa dana mengandung risiko. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.