Efek Keruntuhan Silicon Valley Bank

20 Maret 2023 Ditulis oleh Yamin SayaKaya
Featured

Pasar glob­al baru saja dike­jutkan den­gan beri­ta men­ge­nai kolap­snya Sil­i­con Val­ley Bank (SVB), salah satu per­bankan yang cukup besar di AS dan telah beru­sia 40 tahun. Hanya dalam kurun wak­tu kurang dari 48 jam, nasabah melakukan penarikan dana besar-besaran yang menye­babkan SVB bangkrut. Para pelaku pasar pun meli­hat dan mem­band­ingkan kebangkru­tan SVB den­gan Lehman Broth­ers di tahun 2007–2008, meli­hat peri­s­ti­wa terse­but seba­gai per­mu­laan dari kri­sis yang baru.


Seba­gai info, SVB didirikan pada tahun 1983 dan berfokus pada pem­bi­ayaan perusa­haan rin­ti­san (start-up) berba­sis teknolo­gi. Per akhir tahun lalu, SVB memi­li­ki aset sebe­sar USD 209 mil­iar, men­jadikan­nya seba­gai salah satu dari jajaran 20 bank terbe­sar di AS. Banyak perusa­haan teknolo­gi yang menabung hasil keun­tun­gan­nya di SVB keti­ka adanya kenaikan sig­nifikan dari peman­faatan teknolo­gi pada per­mu­laan pan­de­mi COVID-19. Namun, den­gan kon­disi start-up yang mulai lesu sejak perten­ga­han tahun 2022 aki­bat kenaikan suku bun­ga Fed untuk memeran­gi inflasi, SVB juga merasakan dampaknya,


Para investor/pemodal saat ini cen­derung eng­gan untuk menyun­tik dana tam­ba­han ke start-up, sedan­gkan kon­disi perekono­mi­an saat ini san­gat menun­tut start-up untuk memi­li­ki likuid­i­tas ting­gi untuk opera­sion­al. Alhasil, start-up pun mulai menarik dananya yang dihim­pun di SVB. Sayangnya, SVB–seperti bank lain­nya di masa pandemi–menginvestasikan dana mil­iaran ke oblig­asi pemer­in­tah AS (Trea­sury Bonds) keti­ka suku bun­ga mendekati nol. Saat ini, suku bun­ga Fed telah men­gala­mi kenaikan yang sig­nifikan, nilai oblig­asi pemer­in­tah­nya pun men­gala­mi penu­runan. Dita­m­bah lagi, kas di tan­gan SVB san­gat sedik­it. Untuk memenuhi kebu­tuhan likuid­i­tas dari nasabah­nya, SVB pun men­jual rugi oblig­asinya dan beren­cana untuk mener­bitkan saham seni­lai USD 2,25 mil­iar. Aksi terse­but menim­bulkan kepanikan dan urgen­si bagi nasabah untuk menarik uang dari SVB secepat mungkin, saham SVB pun men­gala­mi penu­runan sig­nifikan. Run­tuh­nya SVB juga men­dorong penu­tu­pan dari Sig­na­ture Bank.


Menang­gapi serangka­ian peri­s­ti­wa ini, pemer­in­tah AS mengu­mumkan untuk men­jamin dana yang ditem­patkan di bank untuk men­ja­ga keper­cayaan nasabah pada per­bankan. Departe­men Keuan­gan, Fed­er­al Reserve, dan FDIC (Fed­er­al Deposit Insur­ance Cor­po­ra­tion) akan mengam­bil tin­dakan tegas untuk melin­dun­gi perekono­mi­an AS dan mengem­ba­likan keper­cayaan masyarakat ter­hadap sis­tem perbankan.


Lalu, bagaimanakah dampak dari peri­s­ti­wa ini ter­hadap pasar glob­al dan Indone­sia? Peri­s­ti­wa SVB ini pastinya diband­ingkan den­gan kerun­tuhan Lehman Broth­ers di tahun 2008. Fak­tanya, SVB den­gan aset USD 209 mil­iar sebe­narnya meru­pakan bank yang kecil apa­bi­la diband­ingkan den­gan bank rak­sasa AS, seper­ti JPMor­gan Chase yang aset­nya sebear USD 3 tril­i­un. Namun, bank runs bisa ter­ja­di kapan saja keti­ka adanya kepanikan dari nasabah. Dampak kebangkru­tan dari SVB menye­bar ke beber­a­pa negara tem­pat SVB berop­erasi, seper­ti Chi­na, Ing­gris, Den­mark, Jer­man, India, Israel, dan Swe­dia. Bahkan Bank of Lon­don juga mem­per­tim­bangkan untuk menye­la­matkan SVB cabang Ing­gris. CDS (Cred­it Default Swap) Indone­sia sem­pat men­gala­mi kenaikan keti­ka SVB jatuh.


Menu­rut OJK, kri­sis keuan­gan yang diala­mi oleh Indone­sia pada tahun 1998 telah men­ja­di fon­dasi bagi pemer­in­tah untuk mem­ben­tuk tata kelo­la dan sis­tem per­bankan yang kuat, resilien, dan sta­bil. Ter­lebih lagi, per­bankan Indone­sia tidak mem­berikan kred­it dan inves­tasi kepa­da perusa­haan teknolo­gi start-up dan krip­to. Sehing­ga, kasus SVB ini tidak akan berdampak lang­sung ter­hadap per­bankan Indonesia.


Walaupun sen­ti­men negatif ini dirasakan secara glob­al ter­ma­suk Indone­sia, dampak ke perekono­mi­an Indone­sia diproyek­sikan kecil dan lebih berdampak ke sentimen/persepsi jang­ka pen­dek investor dalam berin­ves­tasi. Asosi­asi Modal Ven­tu­ra untuk Start-up Indone­sia mem­predik­si bah­wa peri­s­ti­wa SVB ini hanya akan mem­berikan dampak kecil ter­hadap Indone­sia. Hal ini mem­per­tim­bangkan min­im­nya modal ven­tu­ra Indone­sia yang bek­er­ja sama den­gan SVB dan modal ven­tu­ra di Indone­sia umum­nya men­da­p­atkan pen­danaan dari bank lokal yang men­ja­di usa­ha induknya. Sedan­gkan, pen­danaan start-up di AS akan semakin sulit.


Uniknya, peri­s­ti­wa ini menim­bulkan poten­si Fed yang akan less aggres­sive dalam menaikkan suku bun­ga di masa yang akan datang. Sehing­ga, sen­ti­men jang­ka pen­dek masih akan cukup negatif, namun nan­ti­nya dap­at men­ja­di katal­is posi­tif bagi pasar saham, ter­ma­suk pasar saham Indone­sia. Arus modal asing kepa­da pasar oblig­asi Indone­sia juga diproyek­sikan meningkat dari ekspek­tasi terse­but. Fed yang tetap agre­sif berpoten­si untuk men­cip­takan keti­dak­sta­bi­lan dalam sis­tem keuan­gan. Walaupun begi­tu, belum dap­at dike­tahui apakah run­tuh­nya SVB ini dap­at men­jalar dan menim­bulkan efek domi­no ke perekono­mi­an glob­al, seper­ti kri­sis di tahun 2007–2008.


Dis­claimer: Anal­i­sis dan infor­masi yang terkan­dung dalam artikel ini men­gan­dung opi­ni yang bersi­fat sub­jek­tif. Kepu­tu­san dan hasil dari inves­tasi meru­pakan risiko dan tang­gung jawab dari mas­ing-mas­ing investor.


Lihat Blog Lainnya

thumbnail
Market Update 13 Maret 2023

Market Research 13 Maret 2023: New Terminal Rate

IMF untuk semen­tara menaikkan batas mak­si­mal pen­danaan bagi negara anggota yang terlilit utang dan sulit untuk menghim­pun pener­i­maan. Pada perte­muan Menteri Keuan­gan G20, isu penan­ganan utang yang men­ja­di salah satu pokok pem­ba­hasan ter­p­ing­girkan oleh isu lain­nya, yaitu mem­anas­nya hubun­gan AS-Chi­na. Dis­isi lain, arah perekono­mi­an Chi­na men­ja­di per­ha­t­ian bagi selu­ruh negara lain­nya. Menu­rut IMF, per­tum­buhan 1 persen poin dari perekono­mi­an Chi­na men­dorong per­tum­buhan 0,3 persen poin di negara lain. Bagi Indone­sia seba­gai mitra dagang Chi­na, ekspor Indone­sia dap­at men­gala­mi kenaikan. Berikut meru­pakan mar­ket updates secara domestik dan global:

Baca Selengkapnya
thumbnail
Market Update 13 Maret 2023

Potensi Inflasi Lanjutan

Seti­ap tahun­nya, umat mus­lim diwa­jibkan untuk men­jalankan ibadah puasa Ramadan dan sete­lah­nya diiku­ti den­gan mer­ayakan keme­nan­gan di Hari Raya Idul Fitri. Secara his­toris, momen mendekati libur Idul Fitri akan memen­garuhi pen­ingkatan CCI (Cus­tomer Con­fi­dence Index) kare­na adanya pen­ingkatkan pen­gelu­aran di masyarakat. Para pelaku bisnis–khususnya yang berg­er­ak di bidang konsumen–akan menyi­ap­kan strate­gi untuk meman­faatkan momen terse­but, mulai dari perse­di­aan bahan baku hing­ga pen­jualan di ritel dan pro­mosi. Ter­lebih den­gan pen­cabu­tan sta­tus PSBB, masyarakat akan lebih ter­dorong untuk men­gun­jun­gi pusat per­be­lan­jaan dan tem­pat sejenis­nya di momen Ramadan dan Idul Fitri. Mengin­gat bah­wa tahun ini men­ja­di Ramadan dan Idul Fitri per­ta­ma yang tan­pa pem­bat­asan sosial, efeknya adalah tingkat oku­pan­si juga cen­derung meningkat, per­putaran uang pun semakin ting­gi, dan per­tum­buhan ekono­mi semakin ter­dorong juga kare­na kom­po­sisi PDB Indone­sia yang didom­i­nasi oleh kon­sum­si-setoran pajak dalam ben­tuk PPN berpoten­si meningkat. Secara his­torikal, poros per­tum­buhan yang sig­nifikan juga dicatat pada peri­ode Ramadan dan Idul Fitri.

Baca Selengkapnya
thumbnail
Market Update 6 Maret 2023

Market Research 6 Maret 2023: Higher for longer

May­ori­tas peja­bat Fed masih meli­hat adanya kebu­tuhan untuk menaikkan suku bun­ga sebe­sar 25 bps, sedan­gkan peja­bat lain­nya menginginkan kenaikan sebe­sar 50 bps. Semen­tara, beber­a­pa bank sen­tral lain­nya mulai mem­per­tim­bangkan untuk mena­han laju kenaikan suku bun­ganya kare­na tahun sebelum­nya telah menaikkan suku bun­ga secara agre­sif. Saat ini, negara seper­ti Fin­lan­dia, Swe­dia, Aus­tralia, dan Argenti­na sedang beru­paya untuk menghin­dari jurang resesi. Hal terse­but dise­babkan oleh respons yang cen­derung lam­bat dalam men­er­ap­kan langkah pre­ven­tif melawan inflasi. Oleh kare­na itu, jalur antara men­gen­da­likan tingkat inflasi dan resesi semakin sem­pit (muncul poten­si stagflasi). Berikut meru­pakan mar­ket updates secara domestik dan global:

Baca Selengkapnya

Aplikasi SayaKaya:
Mudah, Cepat, dan Terkurasi!

Semua orang kini bisa berinvestasi Reksa Dana dengan mudah hanya lewat satu aplikasi saja. Download sekarang!

HFM - Unverified - Shadow HFM - Verified - Shadow HFM - Unverified HFM - Verified stars
Sayakaya Logo Copyright ©2024 Landing Page
Download Aplikasi
PT SAYAKAYA LAHIR BATIN
location Sahid Sudirman Centre lt 12
Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 13-15, Jakarta 10220
phone +6212527989
email hi@sayakaya.id
SayaKaya adalah aplikasi investasi reksa dana yang berlaku sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dengan produk reksa dana dan manajer investasi pilihan yang telah terkurasi. Dikelola dan dikembangkan oleh PT Sayakaya Lahir Batin yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan nomor registrasi KEP-17/PM.21/2021.

Investasi reksa dana mengandung risiko. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.