Market Research 13 Maret 2023: New Terminal Rate
IMF untuk sementara menaikkan batas maksimal pendanaan bagi negara anggota yang terlilit utang dan sulit untuk menghimpun penerimaan. Pada pertemuan Menteri Keuangan G20, isu penanganan utang yang menjadi salah satu pokok pembahasan terpinggirkan oleh isu lainnya, yaitu memanasnya hubungan AS-China. Disisi lain, arah perekonomian China menjadi perhatian bagi seluruh negara lainnya. Menurut IMF, pertumbuhan 1 persen poin dari perekonomian China mendorong pertumbuhan 0,3 persen poin di negara lain. Bagi Indonesia sebagai mitra dagang China, ekspor Indonesia dapat mengalami kenaikan. Berikut merupakan market updates secara domestik dan global:
Cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi USD 140,3 miliar pada bulan Februari 2023. Sehingga, bank sentral masih mempunyai amunisi untuk menjaga nilai tukar Rupiah. Dalam jangka pendeknya, cadangan devisa berpotensi menurun akibat normalisasi harga komoditas dan Fed yang mempertahankan pandangan hawkish.
Per akhir Februari 2023, perbankan masih menempatkan dana di SBN setara dengan IDR 1.807 triliun, mengalami kenaikan 5,92% secara tahunan dan 6,48% secara year to date. Kenaikan tersebut bisa mengindikasikan bahwa perbankan sebagai intermediasi belum memaksimalkan penyaluran kredit. Nantinya, perekonomian yang telah sepenuhnya membaik dapat memicu penyaluran kredit yang lebih besar sesuai dengan profil risiko bank.
Perkembangan teknologi internet di Indonesia dapat menjadi pendorong roda ekonomi dengan kontribusi terhadap PDB hingga 5%, mengingat Indonesia mendominasi 40% dari nilai total transaksi ekonomi digital ASEAN. Untuk mendorong kontribusi dan perkembangan tersebut, maka dibutuhkan penetrasi digital yang mendalam hingga ke pedesaan dan usaha informal.
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi ASEAN‑5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) pada tahun 2024 adalah sebesar 5,6%, dengan tingkat inflasi sebesar 3,2% secara tahunan. Dengan potensi perlambatan yang masih berlanjut di berbagai belahan dunia, maka ASEAN‑5 menjadi episentrum pertumbuhan.
Pelaku pasar kembali memprediksi terminal rate sebesar 6% hingga September 2023 mempertimbangkan data ekonomi dan inflasi AS yang di atas ekspektasi.
Pemerintah AS sedang bekerja dengan negara di kawasan Asia untuk memajukan IPEF (Indo-Pacific Economic Framework) dan kemitraan dengan negara Amerika Latin. AS bersiap untuk melalui kedua kerangka tersebut melalui kolaborasi dengan Uni Eropa dengan tujuan akhir untuk meminimalisir ketergantungan terhadap China.
China menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% di tahun 2023. Dalam mencapai target tersebut, pemerintahan China berencana untuk melakukan belanja infrastruktur dan meningkatkan pendanaan proyek-proyek dengan biaya dari obligasi khusus pemerintah daerah.
Bank sentral Australia menaikkan suku bunga sebesar 25 bps, kenaikan kesepuluh sejak bulan Mei 2022 dan menembus level tertinggi sejak 11 tahun lalu. RBA (Reserve Bank of Australia) memberikan sinyal pengetatan lanjutan untuk menurunkan tingkat inflasi ke 2%-3% sekaligus menjaga perekonomian tetap seimbang.
Inflasi Korea Selatan pada bulan Februari 2023 mengalami perlambatan ke level 4,8% secara tahunan. Menurut menteri keuangan Korea Selatan Choo Kyung-ho, tren pelonggaran dapat dimulai apabila tidak ada faktor eksternal yang berpengaruh signifikan. Terlebih lagi, Bank of Korea juga telah menaikkan suku bunga sebagai respon dari kenaikan suku bunga Fed.
Inflasi Eropa mengalami penurunan menjadi 8,5% pada bulan Februari 2023 (bulan Januari 2023 sebesar 8,6%). Inflasi inti adalah sebesar 5,6% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 5,3%. Dengan tingkat inflasi yang masih kecil, Bank Sentral Eropa masih berpotensi menaikkan suku bunga.
Lihat Blog Lainnya
Potensi Inflasi Lanjutan
Setiap tahunnya, umat muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan dan setelahnya diikuti dengan merayakan kemenangan di Hari Raya Idul Fitri. Secara historis, momen mendekati libur Idul Fitri akan memengaruhi peningkatan CCI (Customer Confidence Index) karena adanya peningkatkan pengeluaran di masyarakat. Para pelaku bisnis–khususnya yang bergerak di bidang konsumen–akan menyiapkan strategi untuk memanfaatkan momen tersebut, mulai dari persediaan bahan baku hingga penjualan di ritel dan promosi. Terlebih dengan pencabutan status PSBB, masyarakat akan lebih terdorong untuk mengunjungi pusat perbelanjaan dan tempat sejenisnya di momen Ramadan dan Idul Fitri. Mengingat bahwa tahun ini menjadi Ramadan dan Idul Fitri pertama yang tanpa pembatasan sosial, efeknya adalah tingkat okupansi juga cenderung meningkat, perputaran uang pun semakin tinggi, dan pertumbuhan ekonomi semakin terdorong juga karena komposisi PDB Indonesia yang didominasi oleh konsumsi-setoran pajak dalam bentuk PPN berpotensi meningkat. Secara historikal, poros pertumbuhan yang signifikan juga dicatat pada periode Ramadan dan Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaMarket Research 6 Maret 2023: Higher for longer
Mayoritas pejabat Fed masih melihat adanya kebutuhan untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 bps, sedangkan pejabat lainnya menginginkan kenaikan sebesar 50 bps. Sementara, beberapa bank sentral lainnya mulai mempertimbangkan untuk menahan laju kenaikan suku bunganya karena tahun sebelumnya telah menaikkan suku bunga secara agresif. Saat ini, negara seperti Finlandia, Swedia, Australia, dan Argentina sedang berupaya untuk menghindari jurang resesi. Hal tersebut disebabkan oleh respons yang cenderung lambat dalam menerapkan langkah preventif melawan inflasi. Oleh karena itu, jalur antara mengendalikan tingkat inflasi dan resesi semakin sempit (muncul potensi stagflasi). Berikut merupakan market updates secara domestik dan global:
Baca SelengkapnyaMengenal Iklim Investasi Hijau
“Who Cares Wins” adalah konferensi yang diadakan pada tahun 2005 yang mempertemukan manajer investasi, analis buy side dan sell side, serta praktisi dan konsultan keuangan lainnya untuk membahas peran dari ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam keuangan dan investasi. Pada konferensi tersebut, para partisipan menyetujui besarnya peran positif ESG dalam investasi jangka panjang. 17 tahun telah berlalu sejak konferensi yang menggunakan istilah ‘ESG’ pertama kalinya, ESG dan tren kehijauan pada dunia keuangan semakin marak dan investor global saat ini semakin memperhatikan aspek sustainability dan ESG dalam berinvestasi. Sehingga, kegiatan operasional yang etis dan kontribusi positif terhadap keberlanjutan menjadi faktor yang perlu diperhatikan juga. Dari sisi emiten, perusahaan yang tidak mengupayakan ESG cenderung memiliki cost of capital dan volatilitas yang lebih tinggi.
Baca Selengkapnya