The FED Menaikan Tingkat Suku Bunga, Ini Dampaknya!
Halo teman Yamin! Beberapa waktu lalu, The FED mengadakan FOMC. FOMC kepanjangan dari Federal Open Market Committee yang merupakan dewan rapat kebijakan bank sentral Amerika Serikat.
Peran dari FOMC untuk mengurus kebijakan moneter AS, mulai dari perubahan tingkat suku bunga, kebijakan stimulus moneter, jumlah uang yang beredar, mengurus program pembelian atau penjualan saham serta obligasi pemerintah, hingga mengatur masalah perkembangan dari lapangan pekerjaan. Semua hal tersebut akan dibahas pada setiap rapat FOMC.
Intinya, segala keputusan yang dikeluarkan dari FOMC bisa sangat memengaruhi keadaan dunia. Mengapa? Karena saat ini Amerika masih kerap dijadikan acuan oleh negara di dunia sebagai pengambilan berbagai macam kebijakan.
Naiknya tingkat suku bunga
Federal Reserve AS pada Rabu (3/5) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin kisaran sebesar 5,00–5,25 persen. Kepala The Fed Jerome Powell mengungkapkan bahwa Fed juga tetap sangat memperhatikan risiko inflasi.
Adapun target inflasi yang dituju oleh Amerika Serikat yaitu berkisar 2%. Walaupun sudah mulai terjadi penurunan pada tingkat inflasi pada grafik di bawah, tetapi The FED masih berpendapatan bahwa level tersebut masih cukup tinggi.
Tingkat Inflasi di Amerika Serikat
Sumber: tradingeconomics.com
Oh iya, ada info menarik nih. Yamin telah berdiskusi dengan tim riset dari beberapa Manajer Investasi mengenai pengaruh kenaikan suku bunga The FED terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Yuk kita simak pendapat dari mereka.
Pendapat dari Sucorinvest Asset Management mengungkapkan, The Fed menaikan suku bunga sebesar 25 bps sesuai dengan ekspektasi pada konsensus. Pasar berharap bahwa kenaikan ini yang terakhir karena rate suku bunga dirasa sudah berada pada masa peaknya.
Sumber: tradingeconomics.com
Pada sisi domestik, Bank Indonesia (BI) cenderung menahan kenaikan rate, walaupun pihak BI menaikkannya, tingkat suku bunga tersebut tidak akan se-agresif sebelumnya. Meski terdapat perubahan suku bunga yang dapat bergejolak dalam jangka pendek, para investor dapat memilih aset investasi cenderung untuk waktu jangka menengah hingga jangka panjang.
Pendapat dari KISI Asset Management mengatakan bahwa pengaruh perubahan suku bunga terhadap makro ekonomi Indonesia secara keseluruhan memiliki dampak yang terbatas karena kuatnya prospek ekonomi di Indonesia. KISI AM juga berpendapat bahwa selama beberapa tahun terakhir, Indonesia (dalam tingkat tertentu) telah memisahkan diri dari apa yang terjadi secara global.
Dampak terhadap obligasi Indonesia: Menyempitnya spread suku bunga antara Amerika Serikat dan Indonesia mempunyai kemungkinan akan memengaruhi aliran dana asing ke obligasi. Mempertimbangkan dari tingkat inflasi di kedua negara, kami melihat bahwa BI tidak memiliki alasan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, namun hal ini masih belum pasti untuk The Fed.
Berfokus pada Indonesia, KISI Asset Management berpendapat bahwa pendorong pergerakan ekonomi di negara ini sebagian besar akan disebabkan oleh politik. Mendekati pemilu, kami melihat bahwa hal ini akan mendorong konsumsi/pengeluaran ekonomi akar rumput.
Kemudian, manajer investasi Avrist Asset Management mengungkapkan, selain kenaikan suku bunga yang dilakukan The Fed sesuai ekspektasi oleh konsensus (5.25%), hal tersebut akan dampaknya terhadap pasar cukup minimal. The Fed juga mengisyaratkan akan melakukan pause dalam beberapa bulan ke depan atau tidak lagi menaikkan suku bunga, sambil memperhatikan data-data inflasi dan indikator ekonomi lain di AS.
Pandangan kami adalah apabila tidak terjadi resesi yang dalam, suku bunga akan terus dipertahankan The Fed sampai minimal awal tahun 2024 mendatang, namun apabila terjadi resesi yang dalam akibat krisis di sektor perbankan regional, bisa jadi The Fed mulai menurunkan suku bunga.
Dari beberapa pendapat Manajer Investasi di atas, Yamin coba mengambil kesimpulan bahwa:
1. Kenaikan tingkat suku bunga yang dilakukan The Fed beberapa waktu lalu sesuai dengan konsensus (5.25%).
2. Dampak dari perubahan suku bunga yang dilakukan The Fed ke Indonesia cukup minim, dikarenakan kondisi perekonomian Indonesia yang kuat dan dalam tingkatan tertentu, Indonesia telah memisahkan diri dari apa yang terjadi secara global.
3. Bank Indonesia (BI) cenderung menahan kenaikan tingkat suku bunga. Meskipun suku bunga akan dinaikan, dampak dan tingkat perubahannya tidak berpotensi se-agresif sebelumnya.
4. Pengaruh dari perubahan suku bunga dan berbagai macam faktor lainnya dapat berefek dalam jangka pendek, namun untuk jangka menengah dan panjang pengaruhnya tidak terlalu signifikan.
Sekarang teman Yamin sudah paham kan dampak perubahan suku bunga The Fed terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia dan pandangannya ke depan. Dalam dunia investasi, perubahan suku bunga The Fed kali ini berpotensi dan berdampak dalam jangka pendek.
Oh iya, sebelum teman Yamin berinvestasi, ada baiknya disesuaikan terlebih dahulu ya dengan tujuan investasi serta profil risiko investasi kamu. Kalau masih bingung mau investasi di mana, ya cuma di SayaKaya jawabannya. Mending investasi dari sekarang yuk!
Lihat Blog Lainnya
Tingkat Pengangguran Indonesia Mulai Berkurang! — Market Outlook 8 Mei 2023
Hallo teman Yamin, kali ini kami ingin menginformasikan berita-berita yang dapat disajikan dan bermanfaat untuk menambah referensi kita dalam hal ekonomi. Berikut merupakan market outlook tersebut:
Baca SelengkapnyaKrisis di Amerika Serikat Masih Berlanjut — Market Outlook 2 Mei 2023
Hallo teman Yamin, kali ini kami ingin menginformasikan berita-berita yang dapat disajikan dan bermanfaat untuk menambah referensi kita dalam hal ekonomi. Berikut merupakan market outlook tersebut:
Baca SelengkapnyaNgeri “Kabut” Resesi, Indonesia Peringkat Berapa?
Hai teman Yamin! Berita adanya resesi dari minggu ke minggu kayaknya belum juga reda ya. Banyak Negara global yang dikabarkan memiliki potensi terkena dampaknya. Kira-kira berapa besar resesi itu akan berdampak ke Indonesia?
Baca Selengkapnya