Telur-Telur yang Pecah Di Dalam Satu Keranjang

15 Mei 2021 Ditulis oleh Jessica Wijaya
Featured

“Porto­fo­lio gue cuan 200% dalam 3 bulan!”


Sadar gak sih kalau makin kesi­ni makin banyak orang yang hobi mem­band­ingkan imbal hasil porto­fo­lio mere­ka? Seti­ap ada review atau flex­ing porto­fo­lio, ada suatu tema yang seper­tinya jadi benang mer­ah. Kalau mau cuan gede, porto­fo­lio nya terkon­sen­trasi alias bet big. Is that a wise prac­tice, or no?


Secara intu­itif, porto­fo­lio yang con­cen­trat­ed itu masuk akal kalau mau men­ca­pai return yang ting­gi. Namun, rata-rata intu­isi orang itu berto­lak belakang den­gan sta­tis­tik. Yang cen­derung dia­baikan disi­ni adalah jum­lah orang yang men­co­ba strate­gi con­cen­trat­ed port­fo­lio ini. 


Bera­pa banyak orang den­gan super con­cen­trat­ed port­fo­lio yang akhirnya men­da­p­at keru­gian yang men­cen­gangkan juga? Jawa­ban­nya: kemu­ngk­i­nan besar jauh lebih banyak dari pada yang kita kira. Ten­tu saja itu ceri­ta yang kebanyakan orang tidak mau ceritakan. 


Banyak yang melu­pakan suatu hal seder­hana keti­ka berin­ves­tasi: for every addi­tion­al excess return, expect addi­tion­al risk. Terkadang kita mikir risiko cuma dalam kon­teks two-dimen­sion­al, “Oh iya, saya tau har­ga aset­nya bisa turun.” Tapi sebe­narnya banyak sekali loh fak­tor risiko lainnya.


Mis­al­nya kita tahu har­ga suatu aset bisa naik dan bisa turun. Namun, apakah kita men­catat poten­si bah­wa kita harus men­cairkan aset terse­but sebelum aset terse­but bisa mem­buahkan hasil (hori­zon risk)?


Nah, bayangkan kalau porto­fo­lio inves­tasi kita super con­cen­trat­ed dalam suatu aset. Iya kamu bisa dap­at hasil yang besar kalau speku­lasinya benar, kalau speku­lasinya salah?


Kare­na tidak ada yang bisa mera­mal hari esok, maka sebaiknya kita berin­ves­tasi dalam porto­fo­lio yang didi­ver­si­fikasi. Diver­si­fikasinya caranya bagaimana?


Ada lima poin pent­ing yang harus diper­hatikan dalam pemil­i­han kelas aset berinvestasi:


  1. Investment goal: apa yang kita ingin capai? Bera­pa yang kita butuhkan?
  2. Time horizon: kapan kita harus atau ingin men­ca­pai tujuan tersebut?
  3. Risk profile: Bera­pa tingkat risiko yang kita bisa tang­gung, dan bera­pa tingkat risiko yang kita mau tanggung?
  4. Liquidity: Seber­a­pa pent­ing likuid­i­tas dalam tujuan kamu? Apakah kamu per­lu untuk menarik dana ini sewak­tu-wak­tu? Atau kamu bisa memi­li­ki hori­zon yang lebih panjang?
  5. Capital: Bera­pa yang kita mili­ki? Bera­pa dana yang bisa kita tambah/sisihkan di masa men­datang? Bera­pa tingkat return yang kita perlukan?

Keli­ma per­tanyaan di atas dap­at mem­ban­tu kita dalam menen­tukan kom­po­sisi kelas aset yang pal­ing opti­mal dalam men­ca­pai tujuan. Ser­ingkali, tujuan keuan­gan yang berbe­da akan mem­bu­tuhkan kom­po­sisi kelas aset yang berbe­da pula. Maka dari itu, san­gat bijak untuk mem­ban­gun beber­a­pa porto­fo­lio yang berbe­da supaya bisa men­gelo­la seti­ap tujuan keuan­gan kita den­gan optimal.


Kena­pa opti­mal? Bukan­nya ter­baik? Kare­na pemil­i­han kelas aset yang baik itu ide­al­nya dap­at menye­laraskan semua jawa­ban dari keli­ma per­tanyaan di atas. Con­toh: dana pernikahan.


  1. Investment goal: memi­li­ki dana untuk pernika­han. Kita mau mengumpulkan dana sebe­sar Rp 25.000.000.
  2. Time Horizon: perki­raan tang­gal untuk menikah satu tahun dari sekarang. Maka jang­ka wak­tun­ya pen­dek. 
  3. Risk profile: kare­na sudah ber­jan­ji den­gan calon mer­tua, maka ten­tu saja risiko yang bisa ditang­gung kecil. Kita tidak bisa menim­bulkan poten­si keru­gian ter­hadap port­fo­lio yang satu ini. 
  4. Liquidity: memil­ih instru­men yang dap­at dicairkan dalam satu tahun ini.
  5. Capital: saat ini baru mengumpulkan Rp 15.000.000. Seti­ap bulan­nya hanya bisa meny­isihkan Rp 750.000.

Dari situ­asi di atas, kita bisa hitung secara kasar bah­wa keti­ka wak­tun­ya tiba, dana yang dis­isihkan nom­i­nal­nya men­ca­pai Rp15.000.000 + (12 x Rp750.000) = Rp24.000.000. Sehing­ga masih dibu­tuhkan nom­i­nal Rp1.000.000 lagi untuk men­ca­pai tujuan terse­but. Hitun­gan kasar, kita bisa men­cari instru­men inves­tasi yang tingkat return-nya sek­i­tar 5% untuk menu­tupi keku­ran­gan terse­but. Mis­al­nya, depos­i­to den­gan bun­ga yang lebih ting­gi dikom­bi­nasikan den­gan rek­sa dana pasar uang.


Nah, bagaimana kalau dana yang dikumpulkan tidak bisa memenuhi jum­lah diatas? Let’s say… jika kita butuh dana Rp 30.000.000 dan bukan Rp 25.000.000.


Jika jawa­ban kamu adalah men­cari instru­men inves­tasi den­gan poten­si imbal hasil lebih ting­gi, kamu tidak salah. Namun kamu juga harus ingat bah­wa poten­si imbal hasil yang lebih ting­gi ini dibaren­gi den­gan poten­si risiko yang lebih besar.


Mis­al­nya, kamu memu­tuskan untuk menaruh dana kamu di instru­men saham. 


Memang betul, poten­si imbal hasil mungkin lebih ting­gi, namun bisa saja kamu akhirnya gagal nikah kare­na salah memil­ih saham sehing­ga men­gala­mi keru­gian. Ingat, poten­si imbal hasil yang lebih besar artinya ada poten­si keru­gian yang sama besarnya (or even big­ger!).


Diver­si­fikasi sendiri bukan hanya bisa dilakukan lin­tas kelas aset (mis­al­nya, kom­bi­nasi pasar uang dan depos­i­to), namun juga dalam suatu kelas aset sendiri. Mis­al­nya, untuk menghin­dari risiko under­per­for­mance (kin­er­ja di bawah rata-rata), kita memil­ih dua rek­sa dana pasar uang dari man­a­jer inves­tasi yang berbe­da. Ini juga ben­tuk diver­si­fikasi, lho.


Semoga sedik­it ilus­trasi diatas bisa mem­ban­tu teman-teman lebih menger­ti men­ge­nai diver­si­fikasi. Selan­jut­nya, kita akan mem­ba­has men­ge­nai diver­si­fikasi di beber­a­pa kelas aset lain untuk men­ca­pai tujuan keuan­gan yang lebih pan­jang. Sam­pai jumpa di blog berikutnya!


Lihat Blog Lainnya

thumbnail
CEO Insight 11 Mei 2021

Sekte Gowes

Akhirnya saya bergabung ke sek­te yang lagi kekin­ian banget, sek­te gowes.

Baca Selengkapnya
thumbnail
CEO Insight 28 April 2021

Womansipasi

Masih dalam seman­gat hari Kar­ti­ni di bulan April, kita mem­peringati kisah pahlawan perem­puan yang mem­per­juangkan kema­juan gen­dernya, R.A. Kar­ti­ni. Seti­ap berbicara men­ge­nai hal ini, saya bisa san­gat pas­sion­ate, kare­na ger­akan female empow­er­ment san­gat pent­ing untuk mema­jukan kual­i­tas hidup para perem­puan dan pada akhirnya berdampak pada gen­erasi penerus yang dibesarkan oleh perempuan.

Baca Selengkapnya
thumbnail
CEO Insight 24 April 2021

Soal Menjadi Tidak Tipikal

Di satu sore, saya ngo­b­rol dan sal­ing bertukar piki­ran den­gan Shifra Lush­ka, penulis buku best sell­er BTS, Today We Fight. Shifra adalah seo­rang penulis mile­nial yang aktif di bidang sosial. Seo­rang pen­gagum George Orwell plus ten­tun­ya BTS.

Baca Selengkapnya

Aplikasi SayaKaya:
Mudah, Cepat, dan Terkurasi!

Semua orang kini bisa berinvestasi Reksa Dana dengan mudah hanya lewat satu aplikasi saja. Download sekarang!

HFM - Unverified - Shadow HFM - Verified - Shadow HFM - Unverified HFM - Verified stars
Sayakaya Logo Copyright ©2024 Landing Page
Download Aplikasi
PT SAYAKAYA LAHIR BATIN
location Sahid Sudirman Centre lt 12
Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 13-15, Jakarta 10220
phone +6212527989
email hi@sayakaya.id
SayaKaya adalah aplikasi investasi reksa dana yang berlaku sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dengan produk reksa dana dan manajer investasi pilihan yang telah terkurasi. Dikelola dan dikembangkan oleh PT Sayakaya Lahir Batin yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan nomor registrasi KEP-17/PM.21/2021.

Investasi reksa dana mengandung risiko. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.