ESG Investing: Gain From Sustainability
Strategi investasi berbasis ESG atau impact investing menjadi tren yang berkembang secara signifikan. Keberlanjutan dan ekonomi hijau menjadi kesadaran bagi para pelaku usaha dan pasar modal, baik secara domestik maupun global. Seiring berkembangnya jumlah investor, maka investasi berbasis keberlanjutan juga semakin umum diterapkan oleh retail maupun fund managers. Lalu, apa yang menjadikan ESG sebagai salah satu faktor dalam berinvestasi?
Dari kacamata investor, ESG investing berarti bahwa investor berinvestasi dengan memperhatikan faktor eksternalitas (dampak) yang dihasilkan perusahaan terhadap environmental, social, dan governance. Eksternalitas tersebut umumnya dihasilkan melalui proses produksi, model bisnis. serta kontribusi yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen dan masyarakat secara umum.
Selain menciptakan eksternalitas positif, perusahaan yang menjunjung tinggi atau mengupayakan ESG cenderung memiliki efisiensi, produktivitas, dan profitabilitas yang tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang tidak memprioritaskan ESG memiliki cost of capital dan volatilitas yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan perusahaan yang mengedepankan ESG cenderung memenuhi peraturan dan tidak terlibat dari isu-isu tertentu. Sehingga, ESG juga menjadi salah satu faktor penting yang dipertimbangkan dalam berinvestasi untuk mengetahui apakah required rate of return yang diterima investor sesuai dengan risiko yang harus diterima.
Praktik ESG juga diterapkan pada infrastruktur yang menjadi salah satu agenda pada Presidensi G20 serta membentuk Kerangka Kerja dan Manual ESG. Kerangka tersebut bertujuan agar pembiayaan infrastruktur juga mempertimbangkan keberlanjutan. Terlebih lagi, proyek Ibu Kota Negara (IKN) juga mengedepankan ESG untuk menarik investor internasional dengan tujuan untuk menekan tingkat kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan tidak merusak lingkungan.
Per tahun 2021, nilai investasi berbasis ESG secara global adalah senilai USD 18,4 triliun dan diproyeksikan meningkat dengan CAGR (compound annual growth rate) 12,9% hingga USD 33,9 triliun di tahun 2026 (PricewaterhouseCoopers, 2022). Proyeksi ini juga menempatkan global asset under management ESG sebesar 21,5%. Namun, di tengah kondisi makroekonomi yang penuh tantangan, beberapa perusahaan global menyatakan bahwa saat ini mereka ingin lebih berfokus terhadap ketahanan pada potensi resesi mendatang dan menahan upaya pengembangan praktik ESG hingga kuartal 1 tahun 2023. Walaupun ada beberapa hambatan dalam melancarkan praktik ESG secara mendalam, sebenarnya ESG bisa menjadi salah satu acuan dalam berinvestasi bagi para investor, lho.
ESG sebenarnya serupa dengan kriteria triple bottom line yang meliputi people, profit, dan planet, namun dinilai dari kacamata seorang investor. Tentu saja, ESG ini juga mengacu kepada SDGs (sustainable development goals) dan PRI (principles for responsible investment) yang ditetapkan oleh PBB. Dengan kata lain, kita sebagai investor berinvestasi pada perusahaan yang tidak hanya mengedepankan profitabilitas, tetapi juga mengedepankan kontribusi kepada lingkungan dan masyarakat, baik secara produk yang dijual maupun eksternalitas yang dihasilkan. Sehingga, kita sebagai investor juga berkontribusi dalam mengembangkan keberlanjutan dan tidak berinvestasi pada perusahaan yang lini bisnis utamanya memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat.
Kehati, yayasan yang mendalami tentang praktik impact investing telah meluncurkan indeks sejak tahun 2009 dengan nama indeks SRI-KEHATI, indeks yang mengukur performa saham dari perusahaan yang menerapkan SRI (sustainable responsible investment) dan ESG. Selain SRI-KEHATI, Yayasan Kehati juga meluncurkan indeks ESGQ 45 (ESG Quality 45 IDX KEHATI) dan ESGSL (ESG Sector Leaders IDX KEHATI). Indeks ESGQ 45 berisi 45 saham dengan penilaian ESG dan kondisi finansial yang baik, sedangkan indeks ESGSL berisi saham-saham terbaik yang merepresentasikan sektornya. Saham yang menjadi konstituen Kehati berasal dari ESG Kehati Universe. BEI juga merilis indeks tersendiri dengan nama IDXESGL (ESG Leaders).
Per tanggal 9 Desember 2022, SRI-KEHATI menghasilkan 10 year return yang tinggi, bahkan outperform IHSG, IDX30, dan LQ45.
Source: Pasardana
Apabila diukur secara year to date, SRI-KEHATI dan indeks yang berpatok pada aspek keberlanjutan cenderung outperform indeks lainnya.
Wah, berarti apabila kita berinvestasi pada indeks KEHATI, ESG, ataupun saham yang berkonstitusi dari indeks tersebut, maka kita sudah pasti cuan dong sekaligus bisa memberikan kontribusi positif pada keberlanjutan? Jawabannya adalah….Belum tentu, karena selain performa indeks yang historikal tidak mencerminkan masa yang akan datang, kita juga perlu memperhatikan faktor-faktor lainnya diluar ESG, terutama kinerja keuangannya. Terlebih lagi, terdapat berbagai faktor yang dapat menggerakan harga saham dan market timing daripada investor. Walaupun investasi berbasis ESG dan non-ESG juga terdampak oleh makroekonomi seperti saat ini (dengan pergerakan naik/turun yang cukup serupa dengan market), ESG dapat meminimalkan sentimen negatif dengan fundamental yang lebih baik, sehingga dapat menghasilkan return yang lebih tinggi.
Disclaimer: Analisis dan informasi yang terkandung dalam artikel ini mengandung opini yang bersifat subjektif. Keputusan dan hasil dari investasi merupakan risiko dan tanggung jawab dari masing-masing investor.
Lihat Blog Lainnya
Market Research 20 Desember 2022: Worst is yet to come
Imbas penurunan harga akibat panic selling dan risk-off sentiment pada negara berkembang, peta kapitalisasi pasar di Indonesia berubah, sehingga emiten big caps penggerak indeks menjadi menarik, terutama sektor energi dan pertambangan yang menjalankan berbagai aksi ekspansif. Untuk mendukung daya tahan ekonomi dan mendorong tingkat permintaan, Indonesia dinilai membutuhkan normalisasi fiskal, sedangkan saat ini AS mengalami defisit anggaran yang lebih besar. Pada minggu ketiga di bulan Desember 2022, berikut merupakan market updates secara domestik maupun global:
Baca SelengkapnyaIn a Blink of an Eye...
Source: Pasardana, JCI measured from Jan-2020 to Dec-2022
Baca SelengkapnyaAlternatif Investasi: Mengenal IDX30 Futures dan Cara Kerjanya
Recap of Structured Product Day — Pasar Naik Turun Tetap Cuan Dengan IDX30 Futures
Baca Selengkapnya