Latte Factor, Sebuah Istilah yang Bisa Mengganggu Kondisi Keuangan Kita

Hallo teman Yamin! Kamu pernah merasa heran gak, kenapa uang mu seringkali selalu “menghilang” begitu cepat? Sebagian besar dari kita pernah berada dalam situasi ini, di mana gaji bulanan selalu tampak kurang cukup, meskipun telah berusaha keras untuk menghemat.

Nah salah satu penjelasan yang mungkin dapat menggambarkan fenomena ini dikenal sebagai "Latte Factor" atau faktor latte. Saat ini, kita akan menjelaskan apa itu Latte Factor, mengapa ini penting dalam keuangan pribadi, dan manfaat ketika kamu sudah bisa mengurangi atau bahkan mengalokasikan “Latte Factor” itu ke dalam investasi.

Apa Itu Latte Factor?

Latte Factor adalah istilah yang diciptakan oleh seorang penulis keuangan bernama David Bach dalam bukunya yang berjudul "The Automatic Millionaire." Konsepnya sederhana: hal kecil yang kita belanjakan setiap hari, seperti secangkir latte di kedai kopi “setarbak” atau makan siang di luar, sebenarnya dapat berdampak besar pada keuangan kita dalam jangka panjang lho. Karena ini merupakan uang yang kita keluarkan tanpa berpikir panjang, dan sebenarnya bisa kita alokasikan untuk menabung atau diinvestasikan untuk masa depan.

Bagaimana Latte Factor Bekerja?

Mari kita lihat contoh yang sederhana. Katakanlah kamu membelanjakan Rp40 ribu setiap hari untuk secangkir kopi atau camilan ringan ketika kamu sedang bekerja selama 3 bulan (90 hari). Jika kamu menghitungnya, pengeluaran tersebut akan menjadi Rp3.6 juta dalam waktu 3 bulan.

Sekarang, bayangkan jika uang ini tidak dihabiskan setiap hari, tetapi diinvestasikan. Dalam waktu tertentu, jumlah ini bisa berkembang menjadi ribuan bahkan puluhan ribu dolar. Namun sebelum kita masuk kepada simulasinya, kira-kira penting gak sih kita harus memerhatikan Latte Factor itu?

Mengapa Latte Factor Penting?

Latte Factor penting untuk kamu perhatikan karena latte factor menggambarkan bagaimana pengeluaran kecil sehari-hari dapat menguras keuangan kita secara perlahan-lahan. Ini adalah cara menyadarkan kita bahwa setiap rupiah yang kita belanjakan sebenarnya memiliki potensi untuk bekerja keras bagi kita jika diinvestasikan atau disimpan dengan baik. Latte Factor juga membantu kita memahami pentingnya disiplin dalam mengelola keuangan pribadi dan mengendalikan pengeluaran yang tidak perlu.

Cara Mengelola Latte Factor

1. Periksa Kondisi Keuangan: Pertama, periksa pengeluaran harian kamu selama beberapa minggu atau bulan. Catat setiap pembelian kecil yang mungkin kamu anggap sepele. Di akhir bulan atau per tiga (3) bulan sekali bisa dijumlahkan, kira-kira pengeluaran yang terjadi karena Latte Factor berapa banyak ya? Prioritaskan Pengeluaran: Tentukan mana dari pengeluaran tersebut yang benar-benar penting dan mana yang dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali.

2. Buat Anggaran: Buat anggaran bulanan yang mencakup pengeluaran tetap dan sisa uang untuk keperluan variabel. Tetapkan batasan pada pengeluaran harian mu.

3. Investasikan Uang yang Dihemat: Jika kamu berhasil mengurangi pengeluaran kecil sehari-hari, jangan biarkan uang tersebut duduk begitu saja. Investasikan untuk mencapai tujuan finansial di masa depan.

4. Rencanakan Masa Depan Finansial: Buat rencana keuangan jangka panjang yang mencakup tabungan darurat, investasi, dan pensiun. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan uang yang Anda hemat dari Latte Factor untuk mencapai tujuan ini.

Simulasi Dampak Latte Faktor

Misalnya kamu mengalami fenomena Latte Factor dalam 3 bulan terakhir dengan pengeluaran sebesar Rp3.600.000. Kamu sedih dan gundah-gulana, karena pada saat cek rekening di ATM, ternyata biaya untuk kehidupan pun sudah menipis karena adanya pengeluaran yang cukup banyak.

Namun, bila kamu mengalokasikan Rp3.600.000 untuk berinvestasi di awal, uang yang kamu alokasikan malah berpotensi mendapatkan profit dalam 3 bulan ke depan dibanding harus habis terkena fenomena Latte Factor tersebut.

Bila kita ambil contoh salah satu produk reksa dana yaitu Sucorinvest Sharia Balanced Fund yang ada di aplikasi SayaKaya. Kita dapat melihat kinerja reksa dana tersebut dalam 3 bulan terakhir sebesar 2.01% (Last updated: 10 September 2023).

Maka, perbandingan manfaat keputusan di awal antara kamu membeli untuk secangkir kopi atau camilan ringan selama 3 bulan atau kamu alokasikan dana itu untuk berinvestasi di reksa dana selama 3 bulan adalah sebagai berikut:

Disclaimer: Data di atas merupakan simulasi perbandingan antara manfaat mengalokasikan dana untuk berinvestasi atau membeli kopi serta cemilan ringan. Produk reksa dana yang diberikan hanyalah sebagai contoh dan bukan ajakan untuk membeli reksa dana tertentu serta sebagai informasi tambahan.

Setelah melihat simulasi di atas, kita bisa menyadari kan manfaat dan dampak efektif ketika kita mengalokasikan dana untuk berinvestasi dibandingkan membeli kopi atau camilan ringan setiap hari.

Dalam dunia keuangan pribadi, kesadaran terhadap Latte Factor dapat membantu kita mengubah kebiasaan pengeluaran dan merencanakan masa depan finansial yang lebih stabil.

Ini adalah langkah pertama menuju pengelolaan keuangan yang lebih cerdas dan peningkatan kesejahteraan finansial kita. Ingatlah bahwa uang kecil yang kamu hemat hari ini bisa menjadi kekayaan besar di masa depan.

Ingin melihat produk reksa dana lain dalam mempertimbangkan kamu untuk berinvestasi? Download aplikasi SayaKaya sekarang di Appstore maupun Playstore ya!