Mengenal Iklim Investasi Hijau

6 Maret 2023 Ditulis oleh Yamin SayaKaya
Featured

“Who Cares Wins” adalah kon­fer­en­si yang diadakan pada tahun 2005 yang mem­perte­mukan man­a­jer inves­tasi, analis buy side dan sell side, ser­ta prak­tisi dan kon­sul­tan keuan­gan lain­nya untuk mem­ba­has per­an dari ESG (Envi­ron­men­tal, Social, and Gov­er­nance) dalam keuan­gan dan inves­tasi. Pada kon­fer­en­si terse­but, para par­tisi­pan menyetu­jui besarnya per­an posi­tif ESG dalam inves­tasi jang­ka pan­jang. 17 tahun telah berlalu sejak kon­fer­en­si yang meng­gu­nakan isti­lah ‘ESG’ per­ta­ma kalinya, ESG dan tren kehi­jauan pada dunia keuan­gan semakin marak dan investor glob­al saat ini semakin mem­per­hatikan aspek sus­tain­abil­i­ty dan ESG dalam berin­ves­tasi. Sehing­ga, kegiatan opera­sion­al yang etis dan kon­tribusi posi­tif ter­hadap keber­lan­ju­tan men­ja­di fak­tor yang per­lu diper­hatikan juga. Dari sisi emiten, perusa­haan yang tidak men­gu­payakan ESG cen­derung memi­li­ki cost of cap­i­tal dan volatil­i­tas yang lebih tinggi.


Menu­rut Bloomberg Intel­li­gence, diproyek­sikan hing­ga ⅓ dari total AUM secara glob­al di tahun 2025 meru­pakan AUM untuk ESG, setara den­gan USD 50 tril­i­un. Secara domestik, Kementer­ian Investasi/BKPM pun telah men­dorong keter­li­batan ESG dalam inves­tasi, menye­butkan bah­wa inves­tasi yang tidak mem­per­hatikan dampak lingkun­gan akan dit­ing­galkan. Net zero emis­sion yang ditar­getkan pada tahun 2060 juga semakin digen­car­kan den­gan ske­ma perda­gan­gan kar­bon yang baru saja res­mi dilun­curkan untuk mem­perte­mukan per­mintaan dan penawaran dari kap­a­sitas emisi. Hutan tro­pis Indone­sia selu­as 125 juta hek­tare dan meru­pakan hutan tro­pis terbe­sar keti­ga di dunia mencer­minkan poten­si Indone­sia dalam memimpin pasar kar­bon di dunia, diproyek­sikan mam­pu meny­er­ap 25 mil­iar ton kar­bon dan meng­hasilkan hing­ga USD 565 mil­iar. Ten­tun­ya, poten­si ini juga dap­at diraup oleh beber­a­pa emiten yang per­lu mem­perda­gangkan kebu­tuhan kar­bon­nya, sehing­ga men­cip­takan pro­duk dan poten­si bis­nis baru sekali­gus menekan emisi.


Perda­gan­gan kar­bon hanya meru­pakan salah satu di antara pro­duk keuangan/investasi yang berlan­daskan kehi­jauan dan keber­lan­ju­tan (ESG). 4 bank besar di Indone­sia, yaitu PT Bank Cen­tral Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Raky­at Indone­sia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indone­sia (Persero) Tbk (BBNI) sedang berlom­ba-lom­ba untuk menyalurkan kred­it hijau. Tak hanya pro­duk kred­it, per­bankan mulai meng­hadirkan pro­duk sim­panan berba­sis keber­lan­ju­tan (green deposits/savings). Masih cukup banyak ruang untuk mengem­bangkan iklim keuan­gan dan inves­tasi hijau kare­na Indone­sia masih ada keter­gan­tun­gan ting­gi ter­hadap batu bara, kenaikan suhu yang cukup ting­gi, dan penyalah­gu­naan lahan.


Mengka­ji dari upaya pemer­in­tah, perusa­haan, dan tren yang sedang berlang­sung saat ini men­ge­nai keber­lan­ju­tan dan ESG, apakah investor juga per­lu mem­per­hatikan hal yang seru­pa untuk berin­ves­tasi? Secara lang­sung, den­gan berin­ves­tasi pada perusa­haan yang memi­li­ki pri­or­i­tas ESG, investor juga men­dukung dan berkon­tribusi ter­hadap ekster­nal­i­tas posi­tif yang dihasilkan oleh perusa­haan. Secara tidak lang­sung, ESG bisa men­ja­di salah satu mit­i­gasi risiko inves­tasi, khusus­nya bagi val­ue investor. Men­ga­pa? Perusa­haan mement­ingkan kelang­sun­gan, kel­ingkun­gan, dan turut mengiku­ti per­at­u­ran yang berlaku ser­ta mem­per­hatikan ben­e­fit yang diter­i­ma oleh pemegang saham. Sehing­ga, risiko yang diem­ban oleh pemegang saham pun semakin kecil. Dari segi inves­tasi pada aset saham, ESG dan non-ESG juga tetap ter­dampak sen­ti­men negatif seper­ti sekarang ini, namun perusa­haan den­gan kual­i­tas ESG yang baik umum­nya memi­li­ki fun­da­men­tal yang lebih kuat, sehing­ga tahan ter­hadap sen­ti­men negatif jang­ka pen­dek-menen­gah dan berpoten­si mem­berikan imbal hasil yang lebih ting­gi di jang­ka pan­jangnya. Tidak hanya saham, ter­da­p­at juga pro­duk inves­tasi oblig­asi yang berba­sis ESG. Oblig­asi ESG memi­li­ki karak­ter­is­tik yang seru­pa den­gan oblig­asi pada umum­nya, namun oblig­asi ESG diter­bitkan untuk proyek/perusahaan yang menun­jukkan pri­or­i­tas uta­ma ter­hadap ESG. Oblig­asi ESG san­gat menarik bagi investor yang ingin mem­berikan kon­tribusi ter­hadap proyek kehi­jauan. Proyeksinya, ESG akan men­ja­di salah satu aspek yang diper­hatikan juga oleh perusa­haan dan akan diinko­r­po­rasi dalam opera­sion­al bis­nis­nya, sehing­ga prak­tik seru­pa dan upaya untuk mewu­jud­kan net zero emis­sion dan prak­tik keber­lan­ju­tan lain­nya­pun akan semakin lumrah.


Dis­claimer: Anal­i­sis dan infor­masi yang terkan­dung dalam artikel ini men­gan­dung opi­ni yang bersi­fat sub­jek­tif. Kepu­tu­san dan hasil dari inves­tasi meru­pakan risiko dan tang­gung jawab dari mas­ing-mas­ing investor.


Lihat Blog Lainnya

thumbnail
Market Update 27 Februari 2023

Market Research 27 Februari 2023: Indonesia Economic Projections

Walaupun BI mem­per­ta­hankan tingkat suku bun­ga, masih ter­da­p­at risiko inflasi dari luar negeri, yakni AS dan Eropa. Melalui pena­hanan DHE, Indone­sia dap­at mem­i­ni­mal­isir dampak dari import­ed infla­tion.Imple­men­tasi TDV (term deposit valas) mulai dijalankan per 1 Maret 2023 den­gan tenor 1, 3, dan 6 bulan. Suku bun­ga yang ditawarkan kom­peti­tif den­gan suku bun­ga coun­ter­par­ty BI di luar negeri. Pemer­in­tah juga telah mem­berikan insen­tif beru­pa poton­gan PPh final atas bun­ga depos­i­to DHE bergan­tung pada denom­i­nasi mata uang dan hold­ing peri­od. Berikut meru­pakan mar­ket updates dari domestik dan global: 

Baca Selengkapnya
thumbnail
Market Update 27 Februari 2023

Krisis Utang AS

Beri­ta bagus cen­derung men­ja­di sesu­atu yang lang­ka dan yang san­gat ditung­gu-tung­gu di ten­gah keti­dak­pas­t­ian perekono­mi­an pada tahun 2023, peri­s­ti­wa yang telah dira­mal sejak perten­ga­han tahun 2022. Den­gan inflasi yang mulai menu­run di berba­gai negara, bahkan Bank Indone­sia yang mulai mena­han kenaikan suku bun­ganya, mungkin perekono­mi­an di tahun 2023 tidak seser­am yang dira­mal, dap­at dikatakan pem­bukaan kem­bali perekono­mi­an Chi­na men­ja­di kon­trib­u­tor terbe­sar. Akan tetapi muncul beri­ta men­ge­nai tingginya tingkat utang AS yang telah menyen­tuh pla­fon­nya, yang dap­at mem­berikan sen­ti­men negatif ter­hadap perekono­mi­an di selu­ruh dunia.

Baca Selengkapnya
thumbnail
Market Update 21 Februari 2023

Market Research 20 Februari 2023: Holding Central Bank Rate

BI men­catat tingkat utang luar negeri Indone­sia per tahun 2022 adalah sebe­sar USD 396,84 mil­iar, telah men­gala­mi penu­runan ked­ua kalinya secara tahu­nan. Penu­runan pada tingkat utang ini dise­babkan oleh pen­da­p­atan negara yang men­gala­mi kenaikan seba­gai imbal hasil dari kenaikan har­ga komod­i­tas. Utang ter­hadap PDB negara anggota G7 yang men­gala­mi kenaikan sig­nifikan adalah Jepang, menyen­tuh rasio 250%. Diband­ingkan den­gan 6 negara lain­nya, kenaikan rasio masih relatif kecil. Berikut meru­pakan mar­ket updates secara domestik maupun global:

Baca Selengkapnya

Aplikasi SayaKaya:
Mudah, Cepat, dan Terkurasi!

Semua orang kini bisa berinvestasi Reksa Dana dengan mudah hanya lewat satu aplikasi saja. Download sekarang!

HFM - Unverified - Shadow HFM - Verified - Shadow HFM - Unverified HFM - Verified stars
Sayakaya Logo Copyright ©2024 Landing Page
Download Aplikasi
PT SAYAKAYA LAHIR BATIN
location Sahid Sudirman Centre lt 12
Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 13-15, Jakarta 10220
phone +62212527989
email hi@sayakaya.id
SayaKaya adalah aplikasi investasi reksa dana yang berlaku sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dengan produk reksa dana dan manajer investasi pilihan yang telah terkurasi. Dikelola dan dikembangkan oleh PT Sayakaya Lahir Batin yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan nomor registrasi KEP-17/PM.21/2021.

Investasi reksa dana mengandung risiko. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.