Emas Berkilau, Tanda Resesi Sudah Tiba?

16 Januari 2023 Ditulis oleh Yamin SayaKaya
Featured

Banyak perib­a­hasa atau ungka­pan yang meli­batkan si emas, baik untuk mem­band­ingkan atau memu­ji, seper­ti anak emas, kesem­patan emas, dan yang lain­nya. Sejak zaman dahu­lu, emas menarik per­ha­t­ian dari berba­gai per­ad­a­ban. Pada­hal, per­ad­a­ban terse­but tidak per­nah berte­mu dan dibatasi oleh wilayah dan bahasa, namun mere­ka sep­a­kat bah­wa kilaun­ya emas menarik hati mere­ka. Karak­ter­is­tik dari emas juga san­gat unik, war­nanya tidak tern­odai dan teroksi­dasi, ser­ta dap­at diben­tuk men­ja­di berba­gai barang unik yang indah. Tak her­an apa­bi­la emas digu­nakan seba­gai ungka­pan untuk mengek­spre­sikan sesu­atu yang san­gat indah atau spe­sial. Hing­ga pada 1500 SM, Mesir men­da­p­atkan keun­tun­gan dari limpa­han emas, yang men­dorong peng­gu­naan emas seba­gai alat tukar inter­na­sion­al. Mele­wati berba­gai peri­ode seper­ti Great Depres­sion (Depre­si Besar) dan Perang Dunia, emas men­ja­di salah satu alat pem­ba­yaran dan komod­i­tas yang pent­ing. Emas juga men­ja­di ‘mod­er­a­tor ekono­mi’ pas­ca Perang Dunia II, kare­na berba­gai negara sedang beru­paya dalam men­cip­takan sta­bil­i­tas diten­gah inflasi dan tingkat utang yang tinggi.


Tak disang­ka, emas yang men­ja­di kesukaan banyak orang kare­na kilauan­nya dan karak­ter­is­tiknya, terny­a­ta pengkolek­sian besar-besaran men­ja­di salah satu tan­da kege­la­pan ekono­mi dunia sudah tiba, lho. Seper­ti yang kita ketahui, emas men­ja­di salah satu aset pil­i­han investor apa­bi­la adanya pan­dan­gan yang kurang baik pada ekono­mi, alias bersikap pes­imis. Emas juga men­ja­di aset lin­dung nilai (hedg­ing) melawan tingkat inflasi. Karak­ter­is­tik yang unik dari emas seba­gai aset adalah nilainya yang tidak dap­at digang­gu gugat: bank sen­tral dan pemer­in­tah (pada dasarnya) tidak dap­at meng­in­ter­ven­si atau memen­garuhi har­ga emas secara langsung.


Den­gan pan­dan­gan terse­but, tahun 2023 den­gan poten­si resesi berskala glob­al, teruta­ma untuk negara besar seper­ti AS dan Chi­na ser­ta negara-negara kawasan Eropa, maka emas men­ja­di salah satu inves­tasi pil­i­han. Chi­na mulai mem­be­li emas seber­at 32 ton pada bulan Novem­ber 2022, pem­be­lian per­ta­ma sejak Sep­tem­ber 2019. Pem­be­lian terse­but berlan­jut sebe­sar 30 ton pada akhir Desem­ber, sehing­ga total emas yang dim­i­li­ki oleh Chi­na adalah 62 ton. Tak tang­gung-tang­gung, WGC (World Gold Coun­cil) mela­porkan bah­wa berba­gai bank sen­tral mulai melakukan pem­be­lian emas dalam jum­lah yang banyak sejak tahun 1967, dan Rusia juga menyain­gi Chi­na seba­gai pem­be­li terbe­sar. Total emas yang dibeli setara den­gan 673 ton, den­gan kuar­tal keti­ga tahun 2022 saja, emas yang dibeli setara den­gan 400 ton. Den­gan tingginya jum­lah pem­be­lian terbe­sar sejak 55 tahun ter­akhir, apakah ini menan­dakan bah­wa resesi bukan lagi men­ja­di sesu­atu yang men­datang, namun terny­a­ta sudah tiba?



Source: SayaKaya Research, Invest­ing (XAU/USD).


Nilai emas dap­at diukur melalui uku­ran XAU/USD. XAU adalah kode untuk emas ‘yang dijadikan seba­gai mata uang’ setara den­gan 1 troy ons atau 31,1 gram emas. Sehing­ga, XAU/USD men­gukur har­ga komod­i­tas emas relatif ter­hadap nilai mata uang USD. Apa­bi­la diukur secara his­torikal, dap­at dike­tahui bah­wa XAU/USD bera­da di lev­el 1.321 pada awal tahun 2019, dan men­gala­mi kenaikan yang cukup ting­gi hing­ga akhir tahun 2020. Mema­su­ki tahun 2020, XAU/USD secara sig­nifikan men­gala­mi kenaikan. Men­ga­pa? Kare­na pada saat itu COVID-19 mulai mer­a­jalela secara glob­al, sehing­ga men­cip­takan per­lam­bat­an pada roda ekono­mi baik untuk negara maju dan negara berkem­bang. Apa­bi­la roda ekono­mi melam­bat, maka perekono­mi­an negara sulit bertum­buh, sehing­ga akan ter­cip­ta resesi. Nilai emas masih cukup stag­nan dan tidak menun­jukkan tren penu­runan yang cukup men­dalam hing­ga mema­su­ki tahun 2022, walaupun ter­da­p­at beber­a­pa ham­bat­an dalam menan­gani kasus COVID-19.


Pada perten­ga­han tahun 2022, per­ta­ma kalinya Fed mengu­mumkan kebi­jakan mon­eter yang kon­trak­tif, har­ga emas pun men­gala­mi penu­runan bersamaan den­gan korek­si pada pasar saham. Seir­ing den­gan kenaikan suku bun­ga yang mer­a­ta dan kon­sis­ten untuk beber­a­pa wak­tu kede­pan­nya, har­ga emas pun cen­derung menu­run. Penu­runan ini juga tidak men­dalam dan masih lebih ting­gi diband­ingkan per­mu­laan tahun 2020, sehing­ga masih relatif lebih sta­bil. Namun, isu resesi pada negara besar pun mulai bermuncu­lan, mengindikasikan per­lam­bat­an ekono­mi terse­but juga akan berdampak secara glob­al. Alhasil, har­ga emas pun men­gala­mi kenaikan kem­bali, seru­pa den­gan kon­disi di tahun 2020. Fak­tanya, secara his­torikal, emas cen­derung meningkat keti­ka adanya keti­dak­pas­t­ian atau kesuli­tan dalam perekono­mi­an, yang berpoten­si menim­bulkan suatu kri­sis ekono­mi. Pada tahun 2007–2008 dan 2019, har­ga emas men­gala­mi kenaikan keti­ka Fed mem­o­tong suku bun­ga. Sehing­ga, den­gan har­ga emas yang tidak menu­run secara sig­nifikan keti­ka Fed menaikkan suku bun­ga cukup ting­gi di tahun 2022, menan­dakan bah­wa per­mintaan emas san­gat­lah besar. Hal ini juga didukung oleh Chi­na dan Rusia yang cukup rajin dalam melakukan dump­ing dol­lar, sehing­ga peng­gu­naan USD dalam transak­si perda­gan­gan inter­na­sion­al semakin menu­run dan digan­tikan den­gan mata uang CNY. Har­ga emas pun berpoten­si men­gala­mi kenaikan yang lebih ting­gi lagi apa­bi­la Fed memu­tuskan untuk menghen­tikan atau mem­o­tong tingkat suku bun­ganya, walaupun masih banyak fak­tor lain yang men­ja­di pertimbangan.


Secara umum, perg­er­akan har­ga emas dan saham mem­pun­yai hubun­gan negatif, yang berar­ti bah­wa apa­bi­la har­ga emas men­gala­mi kenaikan, maka kon­disi dari pasar saham cen­derung sedang terko­rek­si atau pelaku pasar saham sedang merasa pes­imis. Hal ini pun men­ja­di pent­ing untuk dike­tahui bagi para investor saham. Den­gan har­ga emas yang masih ter­ja­ga dan memi­li­ki poten­si untuk melan­jutkan kenaikan, maka dap­at ditarik suatu insight bah­wa masih ter­da­p­at poten­si pelema­han pada pasar saham di jang­ka wak­tu men­datang, kare­na emas men­ja­di instru­men inves­tasi yang menarik di ten­gah kon­disi ekono­mi seper­ti saat ini. Sehing­ga, bagi investor saham maupun rek­sadana saham, penu­runan ini dap­at men­ja­di suatu kesem­patan untuk menam­bah investasi.


Namun, jan­gan lupa untuk mene­tap­kan tar­get dan jang­ka wak­tu mas­ing-mas­ing investor dalam berin­ves­tasi. Ten­tun­ya, penam­ba­han inves­tasi juga per­lu mem­per­tim­bangkan fak­tor-fak­tor lain­nya, seper­ti kon­disi ekono­mi dan pro­fil risiko, agar kita tidak lang­sung tergiur pada penu­runan har­ga saham dan menangkap pisau yang jatuh. Jan­gan lupa juga untuk stay updat­ed den­gan kon­disi perekono­mi­an saat ini.


Hap­py investing!


Dis­claimer: Anal­i­sis dan infor­masi yang terkan­dung dalam artikel ini men­gan­dung opi­ni yang bersi­fat sub­jek­tif. Kepu­tu­san dan hasil dari inves­tasi meru­pakan risiko dan tang­gung jawab dari mas­ing-mas­ing investor.


Lihat Blog Lainnya

thumbnail
Market Update 11 Januari 2023

Market Research 9 Januari 2023: January Effect?

Gagal melan­jutkan rekor Desem­ber hijau, IHSG berpoten­si men­guat pada bulan Jan­u­ari den­gan keber­adaan dari Jan­u­ary Effect (sejak tahun 2010 hing­ga tahun 2022, IHSG melemah sebanyak 4 dari 12 bulan Jan­u­ari). BEI juga akan mengem­ba­likan jam perda­gan­gan dan batas auto reject men­ja­di per­at­u­ran sebelum pan­de­mi. Berar­ti, ARA dan ARB akan men­ja­di simetris sebe­sar 35%. Pen­gusa­ha tetap menyi­ap­kan ren­cana ekspan­si dan tetap opti­mis mema­su­ki tahun poli­tik. Perekono­mi­an Indone­sia dap­at dikatakan memi­li­ki fun­da­men­tal yang kuat den­gan per­tum­buhan ekono­mi diatas 5% pada tahun 2022 dan tingkat inflasi sebe­sar 5,51% YoY. Berikut meru­pakan mar­ket updates secara domestik dan global:

Baca Selengkapnya
thumbnail
Market Update 11 Januari 2023

Investing through the Macroeconomic and Sectoral Perspective

Top-down analy­sis meru­pakan pen­dekatan inves­tasi yang dim­u­lai dari anal­i­sis makroekono­mi, lalu diiku­ti den­gan anal­i­sis sek­toral dan pemil­i­han saham dalam sek­tor terse­but. Pada titik ten­gah­nya, kita seba­gai investor cukup ter­ban­tu oleh BEI yang mem­ben­tuk indeks sek­toral IDX Indus­tri­al Clas­si­fi­ca­tion atau IDX-IC, yang berper­an untuk mengk­lasi­fikasikan perusa­haan ter­catat berdasarkan ekspo­sur pasarnya. Indeks sek­toral berbe­da den­gan indeks seper­ti IHSG, LQ45, dan IDX30 yang cukup umum dike­nal oleh pelaku pasar dan ser­ing digu­nakan seba­gai strate­gi index­ing ser­ta indeks acuan kin­er­ja. Indeks sek­toral dap­at mem­berikan infor­masi bagi investor men­ge­nai pan­dan­gan pelaku pasar ter­hadap perusa­haan-perusa­haan yang ter­gabung dalam sek­tor yang sama, juga dap­at mem­berikan infor­masi yang lebih men­dalam. Apa­bi­la diband­ingkan, indeks seper­ti IHSG san­gat luas, dan IDX30 san­gat spe­si­fik ter­hadap kri­te­ria ter­ten­tu. Sehing­ga, tolak ukur per­tum­buhan sek­tor dap­at dika­ji berdasarkan perg­er­akan dari indeks sektoral.

Baca Selengkapnya
thumbnail
Market Update 2 Januari 2023

Market Research 30 Desember 2022: Mixed Economy Condition

Poten­si pen­cabu­tan PPKM di Indone­sia men­ja­di katal­is posi­tif untuk perekono­mi­an Indone­sia. Bersamaan den­gan tahun poli­tik dan insen­tif akhir tahun, kon­sum­si domestik yang menyum­bang hing­ga 50% dari GDP Indone­sia diperki­rakan meningkat dan men­dorong pener­i­maan PPN dalam negeri. Namun, ini dap­at memicu inflasi pada jang­ka pen­dek. Bank Indone­sia pun mere­spon kebi­jakan Fed den­gan menaikkan suku bun­ga sebe­sar 25 bps untuk men­ja­ga poten­si per­tum­buhan dan likuid­i­tas ekono­mi. Selain itu, kenaikan yang lebih kecil bertu­juan untuk men­cip­takan kelelu­asaan dalam mere­spon poten­si agre­siv­i­tas kenaikan suku bun­ga oleh Fed. Ter­lepas dari kenaikan suku bun­ga, KPR dan KKB masih bertum­buh den­gan meningkat­nya per­mintaan dan pen­da­p­atan masyarakat. Menu­tupi tahun 2022, berikut meru­pakan mar­ket updates domestik dan global:

Baca Selengkapnya

Aplikasi SayaKaya:
Mudah, Cepat, dan Terkurasi!

Semua orang kini bisa berinvestasi Reksa Dana dengan mudah hanya lewat satu aplikasi saja. Download sekarang!

HFM - Unverified - Shadow HFM - Verified - Shadow HFM - Unverified HFM - Verified stars
Sayakaya Logo Copyright ©2024 Landing Page
Download Aplikasi
PT SAYAKAYA LAHIR BATIN
location Sahid Sudirman Centre lt 12
Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 13-15, Jakarta 10220
phone +6212527989
email hi@sayakaya.id
SayaKaya adalah aplikasi investasi reksa dana yang berlaku sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dengan produk reksa dana dan manajer investasi pilihan yang telah terkurasi. Dikelola dan dikembangkan oleh PT Sayakaya Lahir Batin yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan nomor registrasi KEP-17/PM.21/2021.

Investasi reksa dana mengandung risiko. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.