Market Research 30 Desember 2022: Mixed Economy Condition
Potensi pencabutan PPKM di Indonesia menjadi katalis positif untuk perekonomian Indonesia. Bersamaan dengan tahun politik dan insentif akhir tahun, konsumsi domestik yang menyumbang hingga 50% dari GDP Indonesia diperkirakan meningkat dan mendorong penerimaan PPN dalam negeri. Namun, ini dapat memicu inflasi pada jangka pendek. Bank Indonesia pun merespon kebijakan Fed dengan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps untuk menjaga potensi pertumbuhan dan likuiditas ekonomi. Selain itu, kenaikan yang lebih kecil bertujuan untuk menciptakan keleluasaan dalam merespon potensi agresivitas kenaikan suku bunga oleh Fed. Terlepas dari kenaikan suku bunga, KPR dan KKB masih bertumbuh dengan meningkatnya permintaan dan pendapatan masyarakat. Menutupi tahun 2022, berikut merupakan market updates domestik dan global:
Pemerintah menghentikan ekspor bauksit mentah mulai Juni 2023 untuk memperkuat proteksi industri mineral. Penerimaan negara, devisa, dan lapangan kerja diproyeksikan akan meningkat.
Subsidi pembelian kendaraan listrik semakin terang, dengan mobil listrik sebesar Rp80 juta, dan mobil hibrida sebesar Rp40 juta, sehingga dapat menjadi dorongan untuk produsen dan investorEV. Sedangkan, subsidi motor listrik hanya sebesar Rp8 juta, dan motor listrik konversi sebesar Rp5 juta.
Bank Indonesia mendorong kredit untuk sektor slow growth dan KUR (kredit usaha rakyat). Bank yang menyalurkan kredit untuk usaha rakyat, UMKM, dan ekonomi keuangan hijau akan mendapatkan insentif berupa penurunan giro wajib minimum. Perbankan juga akan semakin hati-hati dalam menyalurkan kredit.
Bank Indonesia tengah menyiapkan insentif berupa suku bunga tinggi bagi eksportir yang menempatkan dana hasil ekspor (DHE) di Indonesia. Nantinya, DHE yang menetap di Indonesia dapat mendorong pasokan valas dan nilai tukar.
AS mendukung langkah Ukraina dalam mencabut keanggotaan Rusia dalam Dewan Keamanan PBB. Namun, langkah ini dinilai menghancurkan persatuan PBB dan mendorong potensi terjadinya perang dunia.
Kontraksi ekonomi negara besar masih berpotensi terjadi dengan kontraktifnya kebijakan moneter. AS diperkirakan akan mengalami double dip recession, yaitu resesi yang diikuti dengan recovery kecil, lalu diikuti kembali dengan resesi. Obligasi masih menjadi aset yang menarik dengan potensi penurunan suku bunga.
Penghapusan syarat karantina turis China mendorong sentimen positif bagi negara mitra dagangnya. Terlebih lagi, China dan Hong Kong kembali membuka batasan daratan yang telah ditutup selama 3 tahun. Pembukaan ini dapat mendorong GDP China dan penguatan pada beberapa mata uang.
Tekanan pada komoditas logam dapat berlanjut hingga tahun depan karena pengendalian COVID-19 di China yang masih belum lancar. Harga logam dapat dipandang sebagai indikator utama kesehatan ekonomi.
Inggris semakin berpotensi mengalami resesi, dengan melemahnya daya beli dan produksi manufaktur. Perlambatan pada ekonomi juga disebabkan oleh tata kelola ekonomi yang belum stabil pasca Brexit, sehingga mendorong kenaikan pajak yang lebih tinggi untuk mendanai pelayanan publik.
Walaupun Rusia terbuka untuk perundingan, ketegangan antara Korea Utara dengan Korea Selatan, dan China dengan Taiwan semakin memanas, menimbulkan risiko geopolitik baru.
Lihat Blog Lainnya
A December to Remember
Akhir tahun selalu menjadi kenangan tersendiri, termasuk bagi saya. Karena mendekati akhir tahun, pusat perbelanjaan dihiasi dengan dekorasi natal dan tahun baru, menyambut semangat dan lembaran baru. Tidak hanya masyarakat Indonesia, seluruh negara juga bersama-sama merayakan suasana natal. Anak-anak sedang menunggu kedatangan kado spesial yang dibawakan oleh santa claus. Sayangnya, dia tidak memberikan hadiah bagi anak-anak yang nakal (naughty list).
Baca SelengkapnyaMarket Research 23 Desember 2022: Window Dressing?
Sepanjang Desember, asing telah menjual IDR 15,48 triliun di pasar saham, sehingga menekan potensi terjadinya Window Dressing serta menjadi bulan Desember pertama dengan return yang negatif. Hal ini mendorong beragam manajer investasi untuk mengoleksi saham yang sedang menurun, serta berinvestasi pada obligasi mengingat adanya potensi lanjutan kenaikan suku bunga serta diversifikasi. Di AS, manajer investasi melakukan rebalancing senilai USD 100 miliar dari saham ke obligasi. Pada minggu ketiga di bulan Desember, berikut market updates dari domestik dan global:
Baca SelengkapnyaHow much is too much?
Ketertarikan saya terhadap sepak bola sebenarnya cukup netral, namun ketika final Argentina melawan Prancis, saya tidak bisa tidur nyenyak pada malam itu karena mengetahui Messi dan Mbappé–dua pemain sakti yang juga satu klub–akan bertarung memperebutkan piala emas bergengsi tinggi. Dua gol pertama dicetak oleh Argentina, pikir saya, “Harusnya mudah bagi Argentina atau Messi untuk mencetak skor ketiganya?”. Pasti semua fans Argentina merasa kemenangan sudah di tangan para fans. Hingga… keadaan berbalik menjadi seimbang. Bayangkan, Mbappé melakukan gol dua kali dalam waktu kurang dari 1 menit! Dunia pasti terkejut, kedua fans pun pasti deg-degan. Pikir saya, harusnya mudah bagi Argentina mengamankan posisinya dengan gol ketiga setelah mencetak dua gol secara beruntun. Namun, diluar dugaan, saya baru disadarkan kembali oleh kemampuan Mbappé yang lihai, patut menjadi salah satu pemain termahal di dunia. Saya pun berpikir kembali, seharusnya mudah bagi Prancis atau Mbappé untuk mencetak skor ketiga. Ternyata, pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Gol ketiga akhirnya dicetak oleh Messi. Wah, fans Argentina pasti bisa tidur nyenyak malam ini. Tiba-tiba, Mbappé menunjukkan kepiawaiannya lagi, menyeimbangkan skor Prancis dengan Argentina. Wah, walaupun sudah mencetak gol secara beruntun dan berkali-kali, tidak mudah juga rupanya bagi mereka yang sudah lama bertarung di lapangan hijau untuk menjaga konsistensi tersebut.
Baca Selengkapnya