Good Bye Pandemic, Welcome Endemic — Market Outlook 26 Juni 2023

Hal­lo teman Yamin, kali ini kami ingin meng­in­for­masikan beri­ta-beri­ta yang dap­at dis­ajikan dan berman­faat untuk menam­bah ref­er­en­si kita dalam hal ekono­mi. Berikut meru­pakan mar­ket out­look terse­but:

1. Good Bye Pan­dem­ic, Wel­come Endemic

Pemer­in­tah akhirnya men­cabut sta­tus pan­de­mi Covid-19 yang berlang­sung sela­ma tiga (3) tahun dan res­mi mema­su­ki masa ende­mi. Pres­i­den Jokowi mene­gaskan, bah­wa kepu­tu­san ini diam­bil pemer­in­tah sete­lah mem­per­tim­bangkan angka-angka har­i­an Covid-19 mendekati nihil. 

Hasil survei juga mem­per­li­hatkan bah­wa 99% masyarakat Indone­sia sudah memi­li­ki anti­bo­di Covid-19. 

2. BI Per­ta­hankan Suku Bunga

Saat Rap­at Dewan Guber­nur (RDG) Bank Indone­sia (BI) pada 21–22 Juni 2023 yang lalu memu­tuskan untuk mem­per­ta­hankan tingkat suku bun­ga acuan sebe­sar 5.75%.

Menu­rut Guber­nur Bank Indone­sia (BI) Per­ry War­jiyo, kepu­tu­san mem­per­ta­hankan suku bun­ga acuan BI memi­li­ki tujuan dalam memas­tikan inflasi tetap terk­endali pada kisaran sasaran 3 plus minus 1% pada sisa tahun 2023 dan 2024.

3. Empat (4) Tan­ta­n­gan Glob­al ke Depan

Wak­il Menteri Keuan­gan (Wamenkeu) Sua­hasil Nazara men­gungkap­kan bah­wa ter­da­p­at empat (4) tan­ta­n­gan glob­al yang per­lu terus diwas­padai, salah sat­un­ya yaitu men­ge­nai pan­de­mi yang memi­li­ki poten­si akan teru­lang di masa yang akan datang.

Kemu­di­an tan­ta­n­gan selan­jut­nya men­ge­nai teknolo­gi dig­i­tal yang berkem­bang pesat, perg­er­akan geopoli­tik yang berpoten­si memen­garuhi dunia, ser­ta isu peruba­han iklim yang meng­haruskan trans­for­masi ekono­mi menu­ju ekono­mi hijau.

4. Menkeu: Real­isasi APBN Indone­sia Surplus!

Menteri Keuan­gan (Menkeu) Sri Mulyani men­gungkap­kan, real­isasi Anggaran Pen­da­p­atan dan Belan­ja Negara (APBN) sur­plus sebe­sar Rp204,3 tril­i­un hing­ga Mei 2023. Nilai sur­plus APBN pada Mei 2023 lebih ting­gi diband­ingkan sur­plus APBN pada Mei 2022 yang ter­catat sebe­sar Rp132,24 tril­i­un atau berk­isar 0.74% dari PDB.

Belan­ja negara per Mei 2023 ter­catat seni­lai Rp1.005 tril­i­un atau setara den­gan 32.8% dari total APBN. Secara garis besar Menkeu meni­lai bah­wa kin­er­ja APBN per Mei 2023 menun­jukkan tren yang positif.

5. Rupi­ah Masih “Lesu”

Rupi­ah terus men­gala­mi pelema­han dan bera­da di posisi Rp15.035 pada pukul 09:02 WIB pada Senin pagi (26/6) atau melemah sek­i­tar 0.30%. Dalam sepekan ter­akhir (19–23 Juni 2023), rupi­ah juga telah melemah sebe­sar 0.40%.

Ada­pun perg­er­akan hari ini (26/6) rupi­ah diproyek­sikan masih lesu men­je­lang libur pan­jang Idul Adha. Seper­ti dike­tahui, pemer­in­tah mene­tap­kan cuti bersama untuk hari raya Idul Adha pada 28–30 Juni 2023.

6. Mar­ket Masih Menung­gu Kebi­jakan The Fed

Analis dari Sucor­in­vest Asset Man­age­ment meng­in­for­masikan, pada pekan lalu per­tum­buhan yield AS cen­derung flat di lev­el 3.7%. Kemu­di­an ada juga data yield 10 tahun Indone­sia yang cen­derung flat juga berk­isar di lev­el 6.25%-6.3%.

Perg­er­akan yang cen­derung datar/flat ini dise­babkan kare­na mar­ket sedang menung­gu keje­lasan atas kebi­jakan The Fed apakah nan­ti­nya suku bun­ga akan dinaikkan sebanyak dua kali atau ada kebi­jakan lain yang dap­at memen­garuhi perg­er­akan ekono­mi secara global.

Kemu­di­an analis juga meni­lai bah­wa masih ada perg­er­akan yang cukup volatile dalam jang­ka pen­dek pada oblig­asi dikare­nakan belum ada katal­is posi­tif yang dap­at men­dorong per­tum­buhan pada instru­men inves­tasi tersebut.

PERFORMA 3 REKSA DANA TERBAIK SAYAKAYA (1 MINGGU)

Sum­ber data: pasardana.id

Data terse­but meru­pakan infor­masi pen­dukung secara sta­tis­tik men­ge­nai per­for­ma ter­baik dari jenis rek­sa dana pasar uang, rek­sa dana pen­da­p­atan tetap, dan rek­sa dana saham dalam sem­i­ng­gu terakhir. 

Dis­claimer: Beri­ta di atas meru­pakan infor­masi terkait ekono­mi dan bukan ajakan atau suruhan dalam membeli/menjual pro­duk inves­tasi ter­ten­tu. Kepu­tu­san beli/jual ter­hadap instru­men inves­tasi sepenuh­nya dipegang oleh investor itu sendiri.