Market Research 30 Januari 2023: Attractive Bond Market
Berlanjut hingga bulan ke 11, perang antara Rusia dengan Ukraina belum menunjukkan adanya keredaan, sehingga negara yang berpendapatan kecil di Asia dan Afrika terdampak secara negatif karena harga pangan dan energi yang meningkat. Sayangnya, negara-negara tersebut tidak memiliki kemampuan seperti Eropa yang dapat membeli gas dan minyak di harga tinggi. Angka kemiskinan Indonesia mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan inflasi dan harga BBM. Bansos pemerintah diharapkan dapat berlanjut untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di Indonesia. Pemberdayaan masyarakat seperti kewirausahaan dan lapangan kerja layak juga didorong agar angka kemiskinan menurun ke target 7,5–8,5%. Berikut merupakan market updates secara domestik maupun global:
Kinerja ekspor Indonesia menjadi salah satu aspek ekonomi yang akan diperhatikan, karena selama 4 bulan terakhir nilai ekspor terus menurun akibat normalisasi dari harga komoditas dan perlambatan ekonomi dari negara tujuan ekspor. Semakin besar perlambatan ekonomi pada negara tujuan ekspor, maka semakin mengecil juga nilai ekspor Indonesia.
Industri perbankan diproyeksi mencatat kinerja solid di tahun 2023, dengan pertumbuhan kredit sebesar 10–12% dan peningkatan modal dan pencadangan. Kinerja pada tahun 2022 menunjukkan perbaikan pada non performing loans (NPL) dan loan at risk (LAR), dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dengan tingginya suku bunga, maka pendanaan dari perbankan akan mahal bagi perusahaan terbuka, sehingga perusahaan terbuka lebih nyaman untuk mendapatkan pendanaan melalui pasar modal (penawaran saham ataupun obligasi) dibandingkan pinjaman kepada perbankan. Diproyeksikan akan banyak aksi korporasi serta penawaran umum di masa mendatang.
Kenaikan suku bunga mendorong potensi masuknya dana asing ke SBN. Kedatangan investor asing dapat meningkatkan permintaan SBN dan mendorong yield agar semakin kompetitif. Apabila kepemilikan asing di SBN tinggi, maka stabilitas Rupiah bisa terjaga, sedangkan kepemilikan asing di SBN yang rendah menyebabkan pasar SBN lebih stabil dan tidak terpengaruh sentimen global.
Inflasi Indonesia cenderung menurun setelah BI menaikkan suku bunga secara reguler sejak tahun 2022. Stabilitas Rupiah juga dijaga dengan menjaga devisa hasil ekspor tetap di Indonesia dengan keuntungan dari Term Deposit Valas (TDV). BI memproyeksi hingga 200 perusahaan akan menetapkan DHE di Indonesia.
Rupiah dan mata uang Asia lainnya mengalami penguatan seiring beredarnya ekspektasi Fed akan mengurangi agresivitas dalam menaikkan suku bunga. Rupiah juga ditopang pembukaan ekonomi China yang dapat menopang pertumbuhan ekonomi global. BI juga mempersiapkan amunisi SBN untuk menjalankan operasi moneter. Penguatan Rupiah mendorong kestabilan inflasi, biaya produksi dan valuta asing yang lebih murah.
Guna mempertahankan penguatan nilai tukar Rupiah dan mengurangi ketergantungan terhadap USD, BI memperluas kerjasama penggunaan mata uang lokal (local currency transaction/LCT) dengan Korea Selatan dan India (sejauh ini telah bekerja sama dengan Thailand, Malaysia, Jepang, dan China). Pada tahun 2022, transaksi LCT senilai USD 3,8 miliar, meningkat 52% secara YoY. Kerja sama antar negara pada aspek penggunaan mata uang melalui LCT nyatanya telah menjadi topik di beberapa negara lainnya dan menjadi topik pembahasan pada pertemuan bank sentral negara Asia Tenggara.
Total dana kelolaan reksa dana menunjukkan penurunan sepanjang tahun 2022. Kondisi perekonomian Eropa yang dinilai membaik dapat menjadi sentimen positif pada investasi reksa dana. Walaupun begitu, risiko geopolitik selain RUS-UKR juga perlu dicermati, seperti China, Taiwan, dan Korea Utara.
Persaingan untuk menarik modal asing/FDI (foreign direct investment) semakin tinggi. Di Indonesia, penanaman modal asing (PMA) terhadap total modal adalah sebesar 54,2%, masih lebih dominan dibandingkan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Reopening kembali pada perekonomian China memberikan keuntungan investasi ke Indonesia sebagai investor kedua terbesar. Banyak turis asal China yang mendatangi Indonesia pasca penghapusan zero covid policy. IMF menilai bahwa pertumbuhan ekonomi global dapat terdorong oleh China, namun kebijakan ini juga dapat menyebabkan inflasi lebih lama lagi.
Singapura mencatatkan kenaikan dari inflasi inti sebesar 5,1% pada bulan Desember 2022 secara MoM. Tingkat inflasi inti pada tahun 2023 diproyeksikan sebesar 3,5% hingga 4%. Bank of Thailand juga menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 1,5% dengan meningkatnya ekspektasi inflasi.
Lihat Blog Lainnya
Mengkaji Krisis Biaya Hidup
Sejak akhir tahun 2019 dan kuartal awal tahun 2020, seluruh dunia secara bersama menghadapi pandemi COVID-19. Wabah tersebut tentunya menjangkit kesehatan dari perekonomian berbagai negara dan menimbulkan krisis berskala global baru sejak periode 2007–2009. Lepas dari pandemi, hantu inflasi mulai menunjukkan wajahnya di pertengahan tahun 2021 sebagai efek dari kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Meletusnya perang antara Rusia dengan Ukraina, inflasi pun semakin tinggi dan menjadi permasalahan utama di berbagai negara besar. Walaupun bagi beberapa negara inflasi masih dapat dikendalikan, permasalahan tersebut tetap menjadi prioritas yang perlu ditanggulangi.
Baca SelengkapnyaMarket Research 23 Januari 2023: Gold Shines
World Economic Forum (WEF) menyatakan bahwa risiko global terbesar selama 2 tahun kedepan adalah krisis biaya hidup. Hal ini didorong oleh pelemahan daya beli dari masyarakat yang melanda sejumlah negara, terutama negara yang berpenghasilan menengah dan rendah. Indonesia sendiri, WEF menilai ada 5 risiko yang harus dihadapi: 1) krisis utang; 2) konflik kepentingan; 3) kenaikan inflasi; 4) ketimpangan digital; 5) kontestasi geopolitik. Berikut merupakan market updates secara domestik dan global:
Baca SelengkapnyaSeni Berinvestasi Secara Kontrarian
Pendekatan dan strategi investasi sangat beragam, ada yang memilih growth investing, ada juga yang memilih value investing. Ada yang secara durasi investasinya lebih memilih berjangka pendek dibandingkan panjang, ada yang lebih ingin berinvestasi secara pasif (passive investing) dibandingkan aktif (active investing). Walaupun begitu, harga dan nilai (price and value) tetap menjadi salah satu aspek yang diperhatikan dalam berinvestasi. Berbicara mengenai harga dan nilai, saya jadi teringat dengan satu teori unik yang saya pelajari di dunia keuangan, yaitu Efficient Market Hypothesis (EMH) atau Teori Pasar Efisien.
Baca Selengkapnya