Pertumbuhan Ekonomi Bisa Lebih dari 5% di Kuartal II - Market Outlook 7 Agustus 2023
Hallo teman Yamin, kali ini kami ingin menginformasikan berita-berita yang dapat disajikan dan bermanfaat untuk menambah referensi kita dalam hal ekonomi. Berikut merupakan market outlook tersebut:
1. Pertumbuhan Ekonomi Bisa Lebih dari 5% di Kuartal II
Pada Minggu (6/8), ekonom senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia/LPPI Ryan Kiryanto memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi (PDB) Indonesia untuk kuartal II - 2023 diproyeksikan berkisar di angka 5.1% secara year on year (yoy).
Beliau mengatakan, hal yang mendorong pertumbuhan PDB yaitu adanya pencabutan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang bisa mendorong lonjakan mobilitas orang, barang dan jasa.
Selain itu beliau menyampaikan, bahwa surplus neraca dagang dalam 30 bulan berturut-turut juga menopang pertumbuhan ekonomi dari aktivitas ekspor dan impor, tercermin dari capaian Purchasing Manager Index (PMI) pada zona ekspansi (di atas level 50, tepatnya berkisar 53.30 pada Juli 2023).
2. Aliran Modal Asing Masih Deras
Bank Indonesia (BI) menginformasikan, aliran modal asing masuk (capital inflow) ke pasar keuangan Indonesia sebesar Rp5,33 triliun dalam periode transaksi 31 Juli sampai 3 Agustus 2023.
Adapun komposisi capital inflow tersebut terdiri atas Rp1,9 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp3,43 triliun di pasar saham.
Selain itu, data BI menunjukkan secara kumulatif dari 1 Januari 2023 sampai 3 Agustus 2023 transaksi yang terjadi adalah nonresiden beli neto sebesar Rp93,62 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp16,86 triliun di pasar saham.
3. Penurunan Inflasi yang Konsisten
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat inflasi tahunan pada Juli 2023 sebesar 3.08%. Indeks harga konsumen pada Juli 2023 mencapai 115,24, lebih tinggi dari posisi Juli 2022 sebesar 111,8.
Pemerintah sedang terus berupaya agar inflasi tetap berada pada kisaran 2% sampai 4% hingga akhir tahun 2023 ini.
Komoditas penyumbang inflasi tahunan pada Juli 2023 yaitu bensin (0.83%), beras (0.38%), rokok kretek filter (0.21%), kontrak rumah (0.13%), dan angkutan dalam kota sebesar (0.09%).
Bila dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran maka pendorong inflasi terbesar pada Juli 2023 adalah kelompok transportasi dengan inflasi tahunan 9,58% dan memberikan andil sebesar 1.17% kepada tingkat inflasi umum bulan Juli 2023.
4. Rupiah Menguat
Nilai tukar rupiah pagi ini (7/8) dibuka menguat sebesar 0.04% ke level Rp15.163 per dolar Amerika Serikat (AS), dibanding penutupan perdagangan pada Jumat (4/8) di level Rp15.170 per dolar AS.
Saat ini belum terdapat katalis positif yang mencerminkan tujuan pergerakan rupiah saat ini sambil menunggu rilisnya data-data dari AS.
5. BPS: Tahun Ajaran Baru Berimbas Kepada Tingkat Inflasi
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan tahun ajaran baru pada Juli 2023 akan berimbas kepada tingkat inflasi hingga dua (2) bulan ke depan.
Inflasi pendidikan pada Juli 2023 sudah naik sebesar 0.66% atau berkontribusi sebanyak 0.04% terhadap inflasi.
Catatan BPS menunjukan bahwa komoditas utama penyumbang andil inflasi Juli 2023 pada sektor pendidikan adalah biaya sekolah SD, biaya sekolah SMP, dan biaya sekolah SMA masing-masing sebesar 0.01%.
Sedangkan yang memberikan andil inflasi kurang dari 0.01% yaitu: biaya bimbingan belajar, biaya taman kanak-kanak, biaya les atau privat, biaya akademi dan perguruan tinggi, biaya kelompok bermain, biaya kursus bahasa asing, serta biaya pendidikan anak usia dini.
6. IHSG Menyusut
Pada pekan lalu (31 Juli sampai 4 Agustus 2023), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan 0.69% pada level 6.852,842 dari level 6.900,230 dibanding pekan sebelumnya.
Kapitalisasi pasar Bursa mengalami perubahan sebesar 0.55% menjadi Rp9.967 triliun dari Rp10.022 triliun pada pekan sebelumnya. Selama sepekan, peningkatan rata-rata nilai transaksi harian Bursa naik sebesar 15.63% menjadi Rp11,631 triliun dari Rp10,059 triliun pada penutupan pekan yang lalu.
Selain itu, rata-rata dari volume transaksi harian selama sepekan turut meningkat 37.29% menjadi 22,507 miliar lembar saham dari 16,394 miliar lembar saham pada penutupan pekan yang lalu.
Menurut analis dari Sucorinvest Asset Management mengungkapkan, pergerakan pasar saham pada bulan ini cenderung flat atau sideways.
Koreksi pasar yang terjadi mengakibatkan penurunan juga pada nilai valuasi harga saham perusahaan. Hal itu bisa menjadi kesempatan bagi para investor untuk menambah porsi investasinya dalam mencapai tujuan finansial jangka panjang.
PERFORMA 3 REKSA DANA TERBAIK SAYAKAYA (1 MINGGU)
Sumber data: pasardana.id
Data tersebut merupakan informasi pendukung secara statistik mengenai performa terbaik dari jenis reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana saham dalam seminggu terakhir.
Disclaimer: Berita di atas merupakan informasi terkait ekonomi dan bukan ajakan atau suruhan dalam membeli/menjual produk investasi tertentu. Keputusan beli/jual terhadap instrumen investasi sepenuhnya dipegang oleh investor itu sendiri.
Lihat Blog Lainnya
Ternyata Ini Pengertian Reksa Dana Indeks
Hallo teman Yamin! Investasi telah menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan aset dan mencapai tujuan finansial jangka panjang. Namun, bagi sebagian orang, dunia investasi bisa terasa rumit dan penuh risiko.
Baca SelengkapnyaKulik Reksa Dana: KISI Money Market Fund
Hallo teman Yamin! Pada penasaran gak sih soal performa produk-produk reksa dana yang ada di aplikasi SayaKaya? Kali ini kita akan mengulik salah satu performa reksa dana dari Manajer Investasi KISI Asset Management.
Baca SelengkapnyaThe Fed Menaikkan Tingkat Suku Bunga - Market Outlook 31 Juli 2023
Hallo teman Yamin, kali ini kami ingin menginformasikan berita-berita yang dapat disajikan dan bermanfaat untuk menambah referensi kita dalam hal ekonomi. Berikut merupakan market outlook tersebut:
Baca Selengkapnya