Suku Bunga BI Tetap 6,00% Bulan Oktober, Menunggu Penurunan Suku Bunga The Fed
Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga (BI Rate) tetap 6,00% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari Selasa, 15 Oktober dan Rabu, 16 Oktober 2024. Hal yang sama juga berlaku pada suku bunga Deposit Facility yang tetap 5,25% dan suku bunga Lending Facility tetap 6,75%. Bulan September yang lalu, BI menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dari 6,25% menjadi 6,00%.
Sumber: TradingEconomics
BI Rate yang tidak turun pada bulan Oktober ini juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang kembali melemah cukup signifikan dalam sebulan terakhir. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat menguat turun hingga mendekati Rp 15.000, dari yang sebelumnya berada di atas Rp 16.000. Tetapi saat ini sudah kembali di atas Rp 15.500 atau melemah hingga 2,5%. Apabila BI Rate turun dikhawatirkan terjadinya pelemahan nilai tukar lebih lanjut dengan meningkat hingga level Rp 16.000.
Sumber: CNBC Indonesia
Potensi Pasar ke Depan
Dengan tidak turunnya BI Rate pada bulan Oktober, masih ada potensi penurunan suku bunga pada bulan berikutnya apabila The Fed menurunkan suku bunga di awal bulan November. Hal ini akan menjadi sentimen positif bagi pasar dan mendukung kenaikan harga saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta harga obligasi dengan penurunan yield obligasi Indonesia 10 tahun hingga akhir tahun 2024.
Reksa Dana Pilihan di saat Suku Bunga Tetap
Reksa dana saham dan pendapatan tetap bisa menjadi pilihan investor dengan mempertimbangkan IHSG yang masih di bawah 8.000 dan yield obligasi Indonesia 10 tahun yang di atas 6,5%. Kondisi ini memberikan kesempatan untuk berinvestasi pada reksa dana saham dan pendapatan tetap diharga diskon atau saat belum mengalami kenaikan. Beberapa reksa dana saham, yaitu Sucorinvest Maxi Fund, Simas Danamas Saham, dan Trimegah Syariah Saham. Dan beberapa reksa dana pendapatan tetap, yaitu Sucorinvest Stable Fund, Danamas Stabil, dan BNI-AM Dana Pendapatan Tetap Syariah Ardhani.
Yuk investasi reksa dana di SayaKaya!
Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa yang akan datang. Investasi reksa dana mengandung risiko, calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.
Lihat Blog Lainnya
Weekly Newsletter 15 Oktober 2024: Inflasi Amerika Bulan September 2,4%, IHSG Berhenti dari Penurunan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya menghentikan penurunannya setelah beberapa minggu terakhir terus terkoreksi. Pada Jumat, 11 Oktober 2024 IHSG ditutup di 7.520, naik +0,32%. Sedangkan yield obligasi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika masih mengalami pelemahan. Yield obligasi Indonesia 10 tahun meningkat tipis ke level 6,686% setelah minggu sebelumnya berada pada level 6,643%. Rupiah juga masih melemah hingga level Rp 15.575, meningkat +0,61%.
Baca SelengkapnyaBersiap Menghadapi Kondisi Darurat
Halo teman Yamin! Ngga kerasa ya udah 4 tahun kita melewati Pandemi Covid-19 yang memasuki Indonesia awal tahun 2020. Pada saat itu ada banyak perubahan terjadi dalam kehidupan kita. Jika sebelumnya bebas jalan-jalan dan nongkrong, jadi harus di rumah aja. Kegiatan sekolah, kuliah, dan bekerja beralih secara online. Begitu juga yang tadinya punya pekerjaan, ada yang dirumahkan atau bahkan di PHK karena kegiatan perekonomian terhambat. Bagi yang menjalankan usaha juga mengalami penurunan penghasilan, bahkan ada yang sampai tutup. Sedangkan yang mencari pekerjaan jadi semakin sulit karena lapangan kerja semakin terbatas.
Baca Selengkapnya