Weekly Newsletter 14 Januari 2025: IHSG Kembali Gagal Window Dressing, Inflasi Indonesia Tahun 2024 Terendah Sepanjang Sejarah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja negatif untuk periode tahun 2024. Pada hari terakhir bursa (Senin, 30 Desember 2024), IHSG ditutup dilevel 7.079, -2,65% jika dibandingkan akhir tahun 2023 yang sebesar 7.272.

IHSG juga kembali gagal mengalami Window Dressing, di mana terakhir kali IHSG tidak berhasil terjadi Window Dressing yaitu pada tahun 2022. Dengan hasil ini membuat IHSG telah gagal Window Dressing sebanyak dua kali dalam sepuluh sampai dua puluh tahun terakhir. Chart: TradingView

Sedangkan pada tahun 2025 ini IHSG masih mengalami tekanan jual hingga mencatatkan penurunan. IHSG ditutup pada level 7.088, terkoreksi -1,06% walaupun masih tetap bertahan di atas level 7.000.

Yield obligasi Indonesia 10 tahun kembali mengalami pelemahan menjauh dari level 7% menjadi 7,169% dari yang sebelumnya 7,041%. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis walaupun tetap berada di atas level Rp16.000. Rupiah menguat dengan ditutup pada level Rp16.180 (-0,03%).

Berita Ekonomi Sepekan

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Indonesia pada tahun 2024 sebesar 1,57%. Angka inflasi ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah Indonesia berdiri. Sedangkan inflasi bulanan (month-to-month) melanjutkan peningkatan sebesar 0,44%. Dengan hasil ini membuat inflasi Indonesia pada tahun 2024 masih dalam rentang target pemerintah yaitu 2,5%+1%, walaupun berada di dekat batas bawah 1,5%. *Inflasi tahunan (year-on-year) ; sumber: TradingEconomics

*Inflasi bulanan (month-to-month) ; sumber: TradingEconomics

PMI (Purchasing Managers’ Index) Manufaktur Indonesia bulan Desember 2024 akhirnya berhasil menghentikan serangkaian hasil negatif selama lima bulan beruntun sejak bulan Juli 2024 yang berada di area kontraksi (di bawah level 50). PMI Manufaktur tercatat sebesar 51,20 dan kembali memasuki area ekspansi (di atas level 50). Hasil ini tentunya memberikan sinyal positif atas industri manufaktur Indonesia yang telah melemah berbulan-bulan dan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) serta pelemahan daya beli masyarakat. Diharapkan pada bulan-bulan mendatang PMI Manufaktur bisa tetap bertahan di atas level 50. sumber: TradingEconomics

Reksa Dana Pilihan Minggu Ini Reksa dana pendapatan tetap menjadi pilihan minggu ini karena kondisi yang masih tidak stabil seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih di atas Rp16.000, yield obligasi Indonesia 10 tahun di atas 7%, IHSG tidak menunjukkan penguatan pembalikan arah, serta banyaknya sentimen ke depan yang dapat membuat ketidakpastian pada hasil investasi. Sehingga dapat memilih reksa dana yang tetap bergerak stabil meningkat tanpa terpengaruh gejolak market.

Beberapa pilihan reksa dana pendapatan tetap yaitu Sucorinvest Sharia Sukuk Fund, KISI Fixed Income Fund Plus, dan Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A.

Yuk investasi reksa dana di SayaKaya!

Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa yang akan datang. Investasi reksa dana mengandung risiko, calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.