Weekly Newsletter 9 September 2025: Indonesia Kembali Deflasi, PMI Manufaktur Hentikan Kontraksi Berbulan-Bulan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil berbalik menguat dalam empat hari perdagangan bursa dengan ditutup pada level 7.867 (+0,47%) untuk periode 29 Agustus - 4 September 2025. IHSG mengalami rebound seiring meredanya situasi di dalam negeri setelah serangkaian aksi demo yang berlanjut pada kerusuhan diberbagai wilayah Indonesia.
Chart: TradingView
Yield obligasi Indonesia 10 tahun mengalami pelemahan dengan ditutup pada level 6,402% dibandingkan minggu sebelumnya dilevel 6,322%. Yield melemah setelah mencapai level terendahnya pada tahun 2025 di 6,302%. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menghentikan pelemahannya dan menjauhi level Rp16.500 dengan ditutup pada level Rp16.415 (-0,42%).
Berita Ekonomi Sepekan
Indonesia kembali mengalami deflasi secara bulanan (Month-to-Month/MtM) pada bulan Agustus 2025 sebesar -0,08%. Sebelumnya, deflasi terjadi pada bulan Januari, Februari, dan terakhir Mei. Artinya, dalam tahun 2025 ini Indonesia telah mengalami deflasi sebanyak empat bulan.
Inflasi bulanan (Month-to-Month/MtM) ; Sumber: TradingEconomics
Inflasi tahunan (Year-on-Year/YoY) juga ikut mengalami penurunan menjadi 2,31% setelah sebelumnya pada bulan Juli sebesar 2,37%. Begitu juga dengan inflasi tahun berjalan (Year-to-Date/Ytd) yang menurun menjadi 1,60% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1,69%.
Inflasi tahunan (Year-on-Year) ; Sumber: TradingEconomics
Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia akhirnya berhasil menghentikan serangkaian level kontraksi (di bawah level 50) selama empat bulan beruntun sejak April hingga Juli 2025. Pada bulan Agustus ini, PMI Manufaktur Indonesia tercatat dilevel 51,50 atau telah berada di zona ekspansi (di atas level 50). Kondisi ini diharapkan dapat terus meningkat pada bulan-bulan mendatang untuk mendukung pertumbuhan perekonomian dan daya beli masyarakat.
PMI Manufaktur ; Sumber: TradingEconomics
Reksa Dana Pilihan Minggu Ini
Reksa dana pasar uang menjadi pilihan saat ini karena kondisi ketidakpastian yang masih tinggi di tengah dinamika yang terjadi di masyarakat sehingga dapat menempatkan investasi reksa dana pada produk yang cenderung rendah risiko dengan pergerakan yang relatif stabil. Untuk itu reksa dana pasar uang dapat memberikan potensi return yang lebih optimal dibandingkan hanya disimpan ditabungan atau tabungan yang memberikan potensi return lebih terbatas dengan adanya potongan pajak sebesar 20% dari bunga yang diterima.
Beberapa pilihan reksa dana pasar uang yaitu I-Money, Sucorinvest Money Market Fund, dan Avrist Ada Liquid Syariah.
Yuk investasi reksa dana di SayaKaya!
Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa yang akan datang. Investasi reksa dana mengandung risiko. Calon pemodal/pemodal wajib membaca dan memahami prospektus dan informasi ringkas produk investasi (Fund Fact Sheet) sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan, serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.
Lihat Blog Lainnya

Weekly Newsletter 2 September 2025: Indonesia Terjadi Gejolak Sosial, IHSG Terkoreksi Menjauhi 8.000

Promo CERIA (Cermat Berinvestasi) bersama Sucor Asset Management
Hai Teman Yamin!
Baca Selengkapnya
Weekly Newsletter 26 Agustus 2025: BI Rate Turun Dua Bulan Beruntun
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis setelah Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan BI Rate dengan ditutup pada level 7.858 (-0,51%) untuk periode 15-22 Agustus 2025. Koreksi IHSG dinilai wajar karena sebelumnya IHSG telah mengalami kenaikan signifikan hingga mencetak level All Time High (ATH) terbaru dilevel 8.017 pada minggu sebelumnya (15 Agustus 2025) dan mencetak kenaikan hingga +5,24% dalam seminggu (periode 8-15 Agustus 2025).
Baca Selengkapnya