Potensi Inflasi Lanjutan

13 Maret 2023 Ditulis oleh Yamin SayaKaya
Featured

Seti­ap tahun­nya, umat mus­lim diwa­jibkan untuk men­jalankan ibadah puasa Ramadan dan sete­lah­nya diiku­ti den­gan mer­ayakan keme­nan­gan di Hari Raya Idul Fitri. Secara his­toris, momen mendekati libur Idul Fitri akan memen­garuhi pen­ingkatan CCI (Cus­tomer Con­fi­dence Index) kare­na adanya pen­ingkatkan pen­gelu­aran di masyarakat. Para pelaku bisnis–khususnya yang berg­er­ak di bidang konsumen–akan menyi­ap­kan strate­gi untuk meman­faatkan momen terse­but, mulai dari perse­di­aan bahan baku hing­ga pen­jualan di ritel dan pro­mosi. Ter­lebih den­gan pen­cabu­tan sta­tus PSBB, masyarakat akan lebih ter­dorong untuk men­gun­jun­gi pusat per­be­lan­jaan dan tem­pat sejenis­nya di momen Ramadan dan Idul Fitri. Mengin­gat bah­wa tahun ini men­ja­di Ramadan dan Idul Fitri per­ta­ma yang tan­pa pem­bat­asan sosial, efeknya adalah tingkat oku­pan­si juga cen­derung meningkat, per­putaran uang pun semakin ting­gi, dan per­tum­buhan ekono­mi semakin ter­dorong juga kare­na kom­po­sisi PDB Indone­sia yang didom­i­nasi oleh kon­sum­si-setoran pajak dalam ben­tuk PPN berpoten­si meningkat. Secara his­torikal, poros per­tum­buhan yang sig­nifikan juga dicatat pada peri­ode Ramadan dan Idul Fitri.


Dalam kon­teks ekono­mi, momen Ramadan dan Lebaran mem­berikan risiko yang dap­at mem­per­pan­jang efek negatif yang saat ini masih dirasakan oleh perekono­mi­an Indone­sia, yaitu berlan­jut­nya inflasi. Tingginya har­ga bahan baku men­dorong kenaikan pada biaya pro­duk­si dan pen­jual pun akan ‘meneruskan’ tekanan biaya terse­but kepa­da kon­sumen. Alhasil, den­gan per­mintaan yang san­gat berpoten­si meningkat di momen Ramadan-Lebaran, har­ga beli pun semakin ting­gi. Pada tahun 2022 saja keti­ka inflasi masih belum set­ing­gi seper­ti kon­disi sekarang, kenaikan har­ga pada momen Ramadan men­ca­pai lev­el 0,96% secara bulanan dan lebih ting­gi diband­ingkan pada tahun 2017 (0,69%) dan 2019 (0,68%). Den­gan har­ga komod­i­tas dan per­mintaan yang ting­gi, ada poten­si bah­wa inflasi pada momen Ramadan di tahun ini akan lebih ting­gi lagi. Pada­hal, inflasi baru saja menun­jukkan tren penu­runan, seti­daknya apa­bi­la diband­ingkan pada kon­disi tahun 2022.


Bank Indone­sia juga mem­predik­si bah­wa tingkat inflasi Indone­sia seti­daknya masih bera­da di lev­el 5% sela­ma satu semes­ter di tahun 2023 ini. Semakin ting­gi kenaikan har­ganya, maka semakin melemah­nya daya beli masyarakat, teruta­ma masyarakat yang secara pen­da­p­atan­nya menen­gah ke bawah. Dalam men­ja­ga kesta­bi­lan har­ga pan­gan di Ramadan-Idul Fitri men­datang dan sekali­gus menekan tingkat kemiski­nan, pemer­in­tah Indone­sia akan menggelon­torkan ban­sos (ban­tu­an sosial) pan­gan kepa­da masyarakat pener­i­ma pro­gram kelu­ar­ga hara­pan (PKH) dan ban­tu­an pan­gan non tunai (BPNT), ser­ta telah menyi­ap­kan anggaran keta­hanan pan­gan sebe­sar IDR 104,2 tril­i­un. Ban­sos ini dini­lai dap­at men­dukung kebu­tuhan dari kelom­pok pen­da­p­atan menen­gah kebawah, namun tidak dap­at menekan tingkat inflasi secara sig­nifikan. Fak­tor seper­ti kon­disi bahan baku/pasokan hing­ga dis­tribusi ser­ta kenaikan per­mintaan masih men­ja­di fak­tor yang mem­berikan kon­tribusi ting­gi di momen Ramadan dan Idul Fitri.


Singkat­nya, inflasi masih men­ja­di per­ha­t­ian para pelaku pasar, pemer­in­tah, dan bank sen­tral dalam jang­ka wak­tu pen­dek, walaupun kon­disi perekono­mi­an saat ini dap­at dikatakan tidak seser­am yang diproyek­sikan berkat pem­bukaan ekono­mi Chi­na, dan Indone­sia masih dap­at bertum­buh den­gan der­a­jat yang lebih ren­dah. Den­gan inflasi yang belum bisa mangkir, poten­si kenaikan suku bun­ga lan­ju­tan pun kem­bali hadir, dan kon­disi makroekono­mi jang­ka pen­dek masih mem­pun­yai per­an yang cukup besar dalam men­cip­takan volatilitas. 


Dis­claimer: Anal­i­sis dan infor­masi yang terkan­dung dalam artikel ini men­gan­dung opi­ni yang bersi­fat sub­jek­tif. Kepu­tu­san dan hasil dari inves­tasi meru­pakan risiko dan tang­gung jawab dari mas­ing-mas­ing investor.


Lihat Blog Lainnya

thumbnail
Market Update 6 Maret 2023

Market Research 6 Maret 2023: Higher for longer

May­ori­tas peja­bat Fed masih meli­hat adanya kebu­tuhan untuk menaikkan suku bun­ga sebe­sar 25 bps, sedan­gkan peja­bat lain­nya menginginkan kenaikan sebe­sar 50 bps. Semen­tara, beber­a­pa bank sen­tral lain­nya mulai mem­per­tim­bangkan untuk mena­han laju kenaikan suku bun­ganya kare­na tahun sebelum­nya telah menaikkan suku bun­ga secara agre­sif. Saat ini, negara seper­ti Fin­lan­dia, Swe­dia, Aus­tralia, dan Argenti­na sedang beru­paya untuk menghin­dari jurang resesi. Hal terse­but dise­babkan oleh respons yang cen­derung lam­bat dalam men­er­ap­kan langkah pre­ven­tif melawan inflasi. Oleh kare­na itu, jalur antara men­gen­da­likan tingkat inflasi dan resesi semakin sem­pit (muncul poten­si stagflasi). Berikut meru­pakan mar­ket updates secara domestik dan global:

Baca Selengkapnya
thumbnail
Education 6 Maret 2023

Mengenal Iklim Investasi Hijau

“Who Cares Wins” adalah kon­fer­en­si yang diadakan pada tahun 2005 yang mem­perte­mukan man­a­jer inves­tasi, analis buy side dan sell side, ser­ta prak­tisi dan kon­sul­tan keuan­gan lain­nya untuk mem­ba­has per­an dari ESG (Envi­ron­men­tal, Social, and Gov­er­nance) dalam keuan­gan dan inves­tasi. Pada kon­fer­en­si terse­but, para par­tisi­pan menyetu­jui besarnya per­an posi­tif ESG dalam inves­tasi jang­ka pan­jang. 17 tahun telah berlalu sejak kon­fer­en­si yang meng­gu­nakan isti­lah ‘ESG’ per­ta­ma kalinya, ESG dan tren kehi­jauan pada dunia keuan­gan semakin marak dan investor glob­al saat ini semakin mem­per­hatikan aspek sus­tain­abil­i­ty dan ESG dalam berin­ves­tasi. Sehing­ga, kegiatan opera­sion­al yang etis dan kon­tribusi posi­tif ter­hadap keber­lan­ju­tan men­ja­di fak­tor yang per­lu diper­hatikan juga. Dari sisi emiten, perusa­haan yang tidak men­gu­payakan ESG cen­derung memi­li­ki cost of cap­i­tal dan volatil­i­tas yang lebih tinggi.

Baca Selengkapnya
thumbnail
Market Update 27 Februari 2023

Market Research 27 Februari 2023: Indonesia Economic Projections

Walaupun BI mem­per­ta­hankan tingkat suku bun­ga, masih ter­da­p­at risiko inflasi dari luar negeri, yakni AS dan Eropa. Melalui pena­hanan DHE, Indone­sia dap­at mem­i­ni­mal­isir dampak dari import­ed infla­tion.Imple­men­tasi TDV (term deposit valas) mulai dijalankan per 1 Maret 2023 den­gan tenor 1, 3, dan 6 bulan. Suku bun­ga yang ditawarkan kom­peti­tif den­gan suku bun­ga coun­ter­par­ty BI di luar negeri. Pemer­in­tah juga telah mem­berikan insen­tif beru­pa poton­gan PPh final atas bun­ga depos­i­to DHE bergan­tung pada denom­i­nasi mata uang dan hold­ing peri­od. Berikut meru­pakan mar­ket updates dari domestik dan global: 

Baca Selengkapnya

Aplikasi SayaKaya:
Mudah, Cepat, dan Terkurasi!

Semua orang kini bisa berinvestasi Reksa Dana dengan mudah hanya lewat satu aplikasi saja. Download sekarang!

HFM - Unverified - Shadow HFM - Verified - Shadow HFM - Unverified HFM - Verified stars
Sayakaya Logo Copyright ©2024 Landing Page
Download Aplikasi
PT SAYAKAYA LAHIR BATIN
location Sahid Sudirman Centre lt 12
Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 13-15, Jakarta 10220
phone +6212527989
email hi@sayakaya.id
SayaKaya adalah aplikasi investasi reksa dana yang berlaku sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dengan produk reksa dana dan manajer investasi pilihan yang telah terkurasi. Dikelola dan dikembangkan oleh PT Sayakaya Lahir Batin yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan nomor registrasi KEP-17/PM.21/2021.

Investasi reksa dana mengandung risiko. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.