Positif Negatif dari Si Uang
Kas menjadi salah satu komponen yang berperan penting pada portofolio investasi, baik dari sudut pandang investor pribadi maupun manajer investasi. Strategi pengelolaan investasi untuk menciptakan imbal hasil yang optimal berdasarkan risikonya, tidak lepas dari pengelolaan kas yang sesuai. Seperti pada tahun 2022, para investor dan manajer investasi yang cenderung menghimpun kas dibandingkan menginvestasikannya, karena pandangan pada tingginya volatilitas dan ketidakpastian ekonomi.
Selayaknya mengidentifikasi keuntungan dan risiko yang melekat pada berbagai kelas aset, pengelolaan kas juga menjadi poin yang sangat penting karena memiliki keuntungan dan risiko yang tersirat. Mengapa? Apabila investor memegang kas dalam jumlah yang besar, maka investor tersebut sedang menunggu ‘waktu yang tepat’ untuk berinvestasi, dan ini umum dilakukan apabila investor dan pelaku pasar memandang bahwa kondisi pasar atau perekonomian sedang tidak kondusif sehingga volatilitas masih dapat terjadi. Sangat disayangkan apabila investor melakukan investasi, namun tidak melakukan analisis mendalam dan menelaah risiko di tengah fluktuasi pasar. Terlebih lagi, apabila kas diakumulasi, maka nantinya dapat digunakan untuk membeli aset yang mengalami penurunan harga, sehingga akan mendapatkan keuntungan ketika kondisi pasar sudah menunjukkan perbaikan.
Di sisi lain, tingginya kas pada kondisi pasar yang masih belum stabil juga bisa berpotensi merugikan bagi investor. Seperti sekarang ini, di mana tingkat inflasi masih cukup besar, maka nilai uang juga semakin mengecil. Semakin lama kas tidak diinvestasikan, maka semakin besar juga kerugian karena tidak memanfaatkan peluang untuk melawan tingkat inflasi. Oleh karena itu, baik berinvestasi di tengah tingginya volatilitas dan tidak berinvestasi pun sama-sama terdampak risiko.
Tingkat suku bunga pada saat ini masih tinggi dan masih akan cenderung bertahan di level tersebut. Investor pun masih berhati-hati untuk berinvestasi dan ‘rela’ untuk menunggu hingga iklim atau kondisi sudah memadai untuk berinvestasi. Tindakan tersebut dapat dikatakan ‘wajar’, mengingat besarnya risiko yang mengintai apabila investor tidak melakukan riset mendalam dan tidak menerapkan manajemen risiko. Di saat yang sama, instrumen pasar uang masih dapat memberikan keuntungan yang menarik. Ini pun menjadi strategi menarik yang dapat diterapkan oleh investor, yaitu dengan berinvestasi pada reksa dana pasar uang sembari menunggu iklim investasi membaik.
Perlu diperhatikan juga bahwa tingginya tingkat kas dalam beberapa waktu ini secara langsung memperlihatkan adanya dana besar hasil akumulasi yang belum diinvestasikan (belum dibelikan aset). Ketika dana tersebut mulai diinvestasikan, seperti contohnya ke saham, maka secara langsung pasar saham akan terlihat bullish dalam jangka pendek. Terlebih lagi, pergerakan saham juga sangat sensitif terhadap informasi dan sangat forward-looking, sehingga fluktuasi pada saat ini jauh lebih besar dibandingkan pada masa lalu.
Singkatnya, wajar bagi investor untuk bersikap hati-hati dan wait and see dengan menyimpan kas dan tidak menginvestasikannya ke aset berisiko. Sehingga, alternatif yang sepadan adalah dengan berinvestasi ke instrumen pasar uang terlebih dahulu untuk melawan tingkat inflasi sekaligus mencari informasi dan menganalisis kondisi perekonomian dan pasar apabila ingin berinvestasi di aset berisiko. Namun, investor juga dapat memanfaatkan momen saat ini untuk menambah porsi investasi apabila telah melakukan riset mendalam dan mengetahui risiko yang menyertai. Setidaknya, investor harus bisa meminimalisir risiko ketika berinvestasi dan memegang kas.
Disclaimer: Analisis dan informasi yang terkandung dalam artikel ini mengandung opini yang bersifat subjektif. Keputusan dan hasil dari investasi merupakan risiko dan tanggung jawab dari masing-masing investor.
Lihat Blog Lainnya
Market Research 6 Februari 2023: Revised Growth Projection
IMF merevisi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 menjadi 2,9% dari sebelumnya 2,7% berkat pembukaan ekonomi China mendorong pemulihan ekonomi global. Selain berlanjutnya perang RUS-UKR, utang menjadi risiko tambahan bagi negara-negara berkembang. Pada WEF (World Economic Forum) 2023, perlambatan ekonomi yang lebih moderat membuka peluang terjadinya soft landing. IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8%, dari yang sebelumnya 5%. Sedangkan, UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) memprediksi pertumbuhan Indonesia sebesar 5%. Pemerintah Indonesia tetap optimis untuk perekonomian kuartal pertama dan kestabilan nilai tukar Rupiah berkat pencabutan PPKM dan indikator makroekonomi yang membaik. Berikut merupakan market updates secara domestik maupun global:
Baca SelengkapnyaMenghadapi Musim Laporan Keuangan dan Dividen
Setiap pertengahan dan akhir tahun pada masa sekolah, orang tua murid mendapatkan undangan dari guru untuk menghadiri pengambilan rapor sang anak. Namun terkadang beberapa orang tua berhalangan karena sedang bekerja atau mempunyai kegiatan lainnya, sehingga mereka meminta pihak lain, seperti saudara kandung dari sang anak, saudara dari ibu atau ayah, bahkan ART, untuk menggantikannya. Maklum, yang paling penting adalah anaknya memiliki prestasi yang baik dan menjadi siswa teladan terlepas dari siapa yang mengambil rapornya.
Baca SelengkapnyaMarket Research 30 Januari 2023: Attractive Bond Market
Berlanjut hingga bulan ke 11, perang antara Rusia dengan Ukraina belum menunjukkan adanya keredaan, sehingga negara yang berpendapatan kecil di Asia dan Afrika terdampak secara negatif karena harga pangan dan energi yang meningkat. Sayangnya, negara-negara tersebut tidak memiliki kemampuan seperti Eropa yang dapat membeli gas dan minyak di harga tinggi. Angka kemiskinan Indonesia mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan inflasi dan harga BBM. Bansos pemerintah diharapkan dapat berlanjut untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di Indonesia. Pemberdayaan masyarakat seperti kewirausahaan dan lapangan kerja layak juga didorong agar angka kemiskinan menurun ke target 7,5–8,5%. Berikut merupakan market updates secara domestik maupun global:
Baca Selengkapnya