Inflasi: Diam Diam Gerus Uang
Siapa yang nggak pernah makan Indomie? Selain anak-anak yang tidak diperbolehkan makan Indomie oleh orang tuanya, saya rasa hampir semua orang Indonesia pernah makan mie instan yang satu ini.
Nah, saya ingat ketika saya masih remaja di tahun 2006–2007, sebungkus Indomie itu harganya sekitar Rp 600 di salah satu supermarket yang saya sering kunjungi sepulang sekolah.
Per hari ini, harganya sudah Rp 2.200 di kebanyakan toko retail. Di beberapa supermarket bahkan harganya bisa mencapai Rp 2.800 — Rp 3.000.
Ya, harganya naik hampir 3.5x lipat dalam 12 tahun! Lumayan fantastis ya.
Nah, ini adalah salah satu contoh nyata dari inflasi. Singkatnya, inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa tertentu dalam suatu kurun waktu.
Gimana sih cara kita untuk melawan inflasi? Salah satunya adalah dengan menabung dan berinvestasi. Nabung aja, nggak cukup lho! Coba deh kamu perhatiin, rata-rata bunga tabungan di bank itu cuma 1.5% — 2%. Jarang ada bank yang mampu untuk memberikan lebih. Deposito aja sekarang rata-rata bunganya hanya 3.25%.
Kalau bunga bank aja nggak cukup, artinya kita harus mencari cara meningkatkan nilai uang kita agar nilainya bisa mengalahkan inflasi. Investasi adalah jawabannya. Investasi bisa memberikan imbal hasil (return) lebih tinggi dibandingkan inflasi.
Salah satu alternatif tabungan yang bisa dilirik adalah reksa dana pasar uang. Dengan imbal hasil rata-rata di atas bunga deposito, setidaknya ketika kita menaruh kas dan setara kas kita di reksa dana pasar uang, nilai uang kita tidak tergerus oleh inflasi.
Selain dari itu, kita juga bisa melirik obligasi negara dan reksa dana pendapatan tetap, karena imbal hasilnya juga lumayan lho untuk kita coba.
Nah, jangan sampai uang kamu tergerus nilainya oleh inflasi ya!
Lihat Blog Lainnya
Reksa Dana, Buy or Bye?
Akhir-akhir ini banyak banget yang sering bertanya, “Baiknya beli reksa dana atau langsung main saham ya, Ci?”
Baca SelengkapnyaKarunia Ketidaksempurnaan
Di satu WAG (Whatsapp Group) geng teman-teman eks bankir, ada yang nyeletuk bilang bahwa di era Covid ini, kita bukan cuma susah dan senang bersama, tapi juga bingung bersama.
Baca Selengkapnya